MerahPutih.com - Proyek Jalan Tol Bawen-Yogyakarta, membuat 75 keluarga atau sekitar 500 warga Dusun Diwak, Desa Karangkajen, harus pindah karena terkena proyek pembangunan ini.
Namun, karena tidak ingin warganya tercecer pindah rumah ke lokasi lain, Mantan Kepala, As'ari (60), menghibahkan tanah seluas empat hektare untuk permukiman warga. Selain pemukiman, pada kawasan itu nantinya juga terdapat kandang ternak sebagai pekerjaan sampingan warga.
Baca Juga:
Tilang Elektronik Diterapkan di Jalan Tol
"Warga Diwak pekerjaannya kebanyakan serabutan, maka biasa memiliki ternak sebagai tabungan kalau ada kebutuhan misalnya menyekolahkan anak maka ternak bisa dijual," katanya.
As'ari menuturkan, rela menghibahkan tanahnya kepada warga karena sudah menjadi keluarga besar Dusun Diwak dan warga tetap ingin tinggal dalam satu kampung. Bahkan, warga akan mengikuti kemanapun dia akan pindah.
"Kami sudah berpuluh-puluh tahun tinggal bersama dan yang membuka lahan di Dusun Diwak ini juga kakek kami. Dulu juga kepala desa tahun 1923 sampai tahun 1947 dan sekarang harus pindah masyarakat tetap ingin bersama-sama," katanya.
Menurut As'ari, meskipun dirinya telah menghibahkan lahan tersebut tetapi warga tetap berkeinginan untuk membayar lahan yang akan ditempati.
"Kami tidak ada target soal harga, sebenarnya kami berikan secara gratis tetapi warga tidak berkenan karena merasa tidak memiliki tanah kalau tidak membeli dan kemarin sudah disepakati mereka membayar berapa pun bisa, semampu mereka," katanya.
Ia berharap, ke depan mudah-mudahan dengan pindah di tempat baru warga merasa lebih tenteram dan nyaman menjalani kehidupan sehari-hari.
Warga Dusun Diwak Irfandi (56) mengatakan, saat ini warga kerja bakti untuk persiapkan membuat permukiman, sementara ini yang dikerjakan adalah membangun fasilitas umum seperti drainase dan jalan.
"Berdasarkan informasi warga satu dusun kami terkena proyek jalan tol. Dusun kami ada 75 kepala keluarga terdiri sekitar 500 warga," katanya.
Baca Juga:
Kementerian PUPR Tunggu UU IKN Bangun Jalan Tol di Ibu Kota Baru
Ia menyebutkan, jarak kampung lama dengan lahan baru sekitar 500 hingga 600 meter.
"Lahan ini milik pribadi Haji As'ari. Beliau menghendaki lahan gratis sampai balik nama lahan juga gratis, tetapi warga ingin kalau bisa jangan gratis," katanya.
Ia bersyukur dan berterima kasih atas hibah tanah, sehingga tetap menjadi satu dan tidak kebingungan menghadapi dampak dari pembangunan tol.
"Kalau satu dua warga mungkin tidak sulit cari lahan, tetapi kalau satu kampung harus jadi satu agak kesulitan. Dengan permukiman dalam satu tempat ini tujuannya agar warga tetap kumpul jadi satu," katanya.
Ia menyampaikan dalam konsultasi publik kemarin, bulan Maret ini akan dilakukan pemasangan patok as jalan dan batas tepi jalan.
"Semua warga Dusun Diwak menerima pembangunan jalan tol dan telah menandatangani persetujuan," katanya dikutip Antara. (*)
Baca Juga:
Setelah Kaltim, Jalan Tol Bakal Dibangun di Kalbar