Ramadan 2021

Warga Sulbar Sambut Ramadan Lewat Pantunui Ku'Bur dan Situnu Solung

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 12 April 2021
Warga Sulbar Sambut Ramadan Lewat Pantunui Ku'Bur dan Situnu Solung
Menyalakan lilin di makam keluarga menjelang Ramadan. (Foto: unsplash/Inicola Fioravanti)

INDONESIA memang kaya akan adat, tradisi dan budaya. Salah satunya yaitu warga Sulawesi Barat yang punya tradisi unik dalam menyambut bulan Ramadan. Warga akan berbondong-bondong datang ke makam keluarga mereka untuk menyalakan lilin. Tradisi itu mereka sebut 'Pantunui Ku'bur' yang memiliki arti menerangi kuburan.

Warga di Kabupaten Mamuju, baru akan menyalakan lilin sesaat setelah salat magrib dilaksanakan, yakni tepatnya sehari sebelum berpuasa. Tradisi ini sudah secara turun temurun dilakukan oleh warga setempat. Tidak hanya saat memasuki bulan ramadan, tetapi juga saat menjelang Idul Fitri.

Baca juga:

Meugang, Tradisi Masyarakat Aceh Menyambut Ramadan

Lilin dinyalakan sebagai isyarat bahwa keluarga yang masih hidup tidak pernah melupakan mereka yang sudah lebih dulu menghadap Allah SWT, dan selalu mendoakan mereka. Sebelum lilin jadi alat penerang, dulu para orang tua yang sudah meninggal menggunakan pelita, karena zaman dulu belum ada lilin. Namun, kini bahkan beberapa warga sudah ada yang menggunakan lampu listrik untuk menerangi makam keluarga mereka.

Tradisi inijuga dilakukan sambil membersihkan makam keluarga. (Foto: unsplash/Zoran Kokanovic)

Tradisi ini juga dilakukan sambil membersihkan makam keluarga mereka. Ini menjadi sarana silaturahmi bagi warga sekitar dengan para leluhurnya. Warga juga bisa saling memaafkan antar sesama sebelum memasuki ramadan.

Tak hanya tradisi menaruh lilin di makam, warga Sulawesi Barat juga memiliki tradisi yang disebut 'Situnu Solung' yakni menyalakan Solung (suluh) atau lilin dalam menyambut datangnya bulan ramadan. Tradisi ini dilakukan oleh warga Desa Bonde-Bonde, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupaten Majene.

Baca juga:

5 Tradisi Ramadan Unik dari Seluruh Dunia

Masyarakat Mandar kadang menyebut solung dengan pallang-pallang atau sulo-sulo, yang dinyalakan di sekitar rumah warga sebagai cahaya dan bulan penerang dalam menyambut datangnya ramadan. Mereka meletakkannya mulai dari pintu pagar, bagian belakang rumah, sampai tangga rumah mereka.

Tradisi ini juga dilakukan pada Idul Fitri. (Foto: Unsplash/rizky yogatama(

Solung merupakan sejenis alat tradisional yang fungsinya sebagai penerangan, yang terbuat dari biji kemiri ditumbuk halus, lalu dicampur dengan kapas dan direkatkan pada sebatang lidi atau bilah bambu tipis. Kemudian dibakar di malam pertama datangnya ramadan.

Tradisi menyalakan solung rupanya juga sama dengan menyalakan lilin tadi. Warga Sulbar melakukannya saat menjelang memasuki ramadan dan lebaran. (ans)

Baca juga:

Megengan, Tradisi Khas Masyarakat Jawa Menyambut Bulan Suci Ramadan

#Ramadan #Tradisi
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan