MerahPutih.com - Pemerintah sudah memberikan subsidi guna menstabilkan harga minyak goreng yang saat ini naik dengan tak wajar. Mulai Rabu (19/1), pemerintah menetapkan minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter untuk semua jenis kemasan.
Meski sudah ada intervensi pemerintah, masyarakat masih mengeluhkan mahalnya minyak goreng di pasaran atau tidak sesuai harga yang ditetapkan.
Salah satu warga Sawah Besar, Jakarta Barat bernama Yuli (28) mengaku keberatan dengan masih tingginya harga minyak goreng di pasaran.
Baca Juga:
Minyak Goreng Satu Harga Hanya Kebijakan Temporer dan Populis
Yuli menuturkan, sekarang ini dirinya membeli minyak goreng di pasar seharga Rp 41 ribu dengan ukuran dua liter bentuk kemasan. Artinya bila dihitung dengan ukuran 1 liter, maka harganya per liter mencapai Rp 20.500.
"Saya beli Bimoli Rp 41 ribu. Kalau merek yang gak terkenal Rp 38 ribu masih dapat," papar Yuli kepada Merahputih.com, Kamis (20/1).
Harga ini, menurutnya cukup mahal, terlebih dirinya merupakan seorang wirausaha nasi uduk atau usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Kendati harganya tinggi mau tidak mau dirinya harus beli. Minyak goreng merupakan bahan yang paling utama untuk menjalankan usahanya menjual nasi uduk.
Meski mahal, Yuli tidak menaikan harga nasi uduk yang ia jual. Takutnya kalau menaikan harga, para pelanggan akan kabur. Solusinya saat masak harus bisa lebih mengirit takaran minyak goreng.
"Belinya di Pasar Karang Anyar sama Pasar Pecah Kulit," lanjut dia.
Baca Juga:
Pemerintah Tetapkan Minyak Goreng Rp 14 Ribu Per Liter, Warga Diminta Jangan Panik
Bekas pegawai di salah satu perusahaan e-commerce ini berharap agar pemerintah dapat menstabilkan harga minyak goreng agar UMKM dan warga tidak menjerit mahalnya minyak.
"Ya pemerintah harus bisa stabilkan harga lagi, jangan sampai mahal kaya sekarang ini," tutupnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan minyak goreng satu harga Rp 14.000 per liter, mulai Rabu (19/1) kemarin.
Pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyiapkan dana sebesar Rp 7, 6 triliun untuk membiayai minyak goreng kemasan bagi masyarakat. Ada sebesar 250 juta liter per bulannya atau setara 1,5 miliar liter selama enam bulan ke depan.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pun meminta kepada masyarakat untuk tidak panic buying atau membeli secara berlebihan minyak goreng.
"Karena pemerintah sudah menjamin pasokan dan stok minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu per liter pasti dapat mencukupi kebutuhan masyarakat," ucap Menteri Lutfi melalui YouTube, Rabu (19/1). (Asp)
Baca Juga:
Kemendag Bakal Cabut Izin Produsen Yang Ogah Jual Minyak Goreng Rp 14 Ribu Per Liter