MerahPutih.com - Penanganan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Bandung masih terkendala stigma buruk di masyarakat, seakan-akan penyintas penyakit ini tidak punya lagi harapan hidup.
Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, Sis Sri Silvia Dewi menyebut, dukungan terhadap penyintas menjadi sangat penting dalam proses pengobatannya.
Baca Juga:
Kasus HIV/AIDS di Solo Mengalami Peningkatan Drastis di Tengah Pandemi COVID-19
Proses pengobatan ini menjadi salah satu hal penting agar para penyintas dapat melakukan aktivitas normal, dan juga memutus mata rantai penularan penyakit ini.
Ia mengingatkan kepada masyarakat Kota Bandung, agar tak perlu takut untuk mengikuti tes HIV/AIDS.
"ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) punya harapan hidup yang sama seperti kita," pesan Sis di Bandung, Minggu (28/8).
Ia memaparkan, Di Bandung, upaya pencegahan penularan HIV/AIDS terus dilakukan. Saat ini, kasus yang terlihat seperti fenomena gunung es coba dipecahkan lewat hadirnya komunitas dan aktivasi peduli HIV/AIDS sampai di level kewilayahan.
Sis mencontohkan, di level kewilayahan ada organisasi Warga Peduli AIDS. Aktivasinya beragam, dan meliputi kegiatan sosialisasi untuk masyarakat agar bisa mencegah penularan HIV/AIDS.
"Proses penjangkauan dan juga sosialisasi dilakukan dengan melibatkan unsur kewilayahan," katanya.
Ia memaparkan, berbagai aktivitas saling terintegrasi pun dilakukan di dalamnya. Mulai dari penjaringan dengan melibatkan unsur masyarakat, sosialisasi ke semua kalangan usia, juga tindak lanjut yang melibatkan SKPD di Kota Bandung.
Lebih lanjut, ia menyebut hadirnya aktivasi pencegahan dan penanggulangan penularan HIV/AIDS juga dibarengi proses penjaringan para penyintasnya.
Menurut Sis, proses penjaringan dilakukan agar penyintas HIV/AIDS dapat diberi tindakan lebih lanjut, seperti pengobatan.
Proses pengobatan ini nantinya bisa mencairkan fenomena gunung es kasus HIV/AIDS di Kota Bandung.
"Jika di satu wilayah terdapat angka kasus HIV/AIDS yang tinggi, maka (fenomena) gunung esnya bisa dicairkan (karena sudah terjaring untuk kemudian dilakukan proses pengobatan),” ungkapnya.
Secara akumulatif sepanjang 1991 hingga 2021, tercatat 5.843 warga Kota Bandung sudah terjaring dan menjadi penyintas HIV/AIDS. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Pandemi COVID-19, Periode Berat Bagi Penderita HIV/AIDS