PERUSAHAAN ritel multinasional Walmart, akan menutup tiga kantor pusat teknologi mereka di AS, dan meminta ratusan pegawai mereka untuk pindah ke kantor lain dengan kombinasi WFO (work from office) dan WFH (work from home) seperti dikabarkan ANTARA, Selasa (14/2).
"Hampir semua karyawan teknologi di seluruh perusahaan diharapkan bekerja di kantor setidaknya dua hari dalam seminggu," kata Direktur Komunikasi Global Walmart Robert Munroe. Peritel besar itu akan menutup kantor yang menampung staf teknologi di Austin, Texas, di Carlsbad, California, dan di Portland, Oregon.
Operaasional akan berpindah ke hub termasuk satu di San Bruno, California, atau kantor pusat perusahaan di Bentonville, Arkansas, kata Munroe, mengutip memo yang dikirim oleh Kepala Teknologi Global Walmart, Suresh Kumar, pekan lalu.
Baca juga:
Bikin Kue Berbendera ISIS, Walmart Minta Maaf

"Kami telah memutuskan, melihat strategi lokasi kami, bahwa kami akan keluar dari tiga hub itu dan gabungan tenaga kerja di ketiak kantor tersebut mencapai ratusan orang. Semuanya variatif, tidak ada tanggal yang pasti (transfer pegawai ini) harus selesai," ungkap Kumar.
Berdasarkan data pada situs web Walmart, perusahaan itu saat ini memiliki 11 hub teknologi di AS dan enam di luar negeri. Walmart juga mempekerjakan lebih dari 1,3 juta orang di AS. Munroe mengatakan, akan membayar biaya transfer pekerja yang pindah.
Sementara, bagi mereka yang tidak ingin pindah alias memilih untuk berhenti bekerja dan/atau keluar dari perusahaan, maka akan mendapatkan pesangon dari perusahaan.
Baca juga:
Drone Canggih, Solusi Belanja Aman di Supermarket

Sebelumnya, arahan untuk kembali bekerja di kantor mengikuti persyaratan serupa dari beberapa perusahaan AS lainnya, seperti Walt Disney, Uber, dan Starbucks.
Bulan lalu, bos Disney Bob Iger mengatakan kepada karyawan untuk kembali ke kantor perusahaan selama empat hari dalam seminggu mulai Maret, sedangkan Starbucks mewajibkan karyawan perusahaan untuk kembali WFO setidaknya tiga hari dalam seminggu mulai Januari 2023.
"Kami yakin masa depan teknologi akan menjadi masa di mana bekerja secara virtual akan menjadi kebiasaan baru, setidaknya untuk sebagian besar pekerjaan yang kami pimpin," terang Kumar. (waf)
Baca juga:
Penggunaan Blockchain pada Industri Makanan