Walhi Ungkap Penyebab Longsor Parapat

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 11 Januari 2019
Walhi Ungkap Penyebab Longsor Parapat
Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

MerahPutih.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) mengungkapkan penyebab longsor yang menutupi jembatan Sidua-dua, Desa Sibanganding, Parapat, Kabupaten Simalungun, Jumat (4/1) lalu, akibat penebangan kayu secara liar di daerah pegunungan.

"Pemerintah, Dinas Kehutanan Simalungun, polres, dan institusi terkait lainnya agar menyelidiki penyebab longsor tersebut," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumut Dana Prima Tarigan seperti dikutip Antaranews.com di Medan, Kamis (10/1).

Menurut dia, terjadinya longsor di pengunungan tersebut karena adanya kerusakan hutan yang dilakukan warga masyarakat.

Selain itu, kemungkinan bisa saja terjadinya pengrusakan hutan yang dilakukan perusahaan pemegang HPH yang beroperasi di daerah pinggiran Danau Toba.

Sehubungan dengan itu, Dana mengimbau pemerintah agar secepatnya turun ke lapangan dengan membentuk tim untuk melakukan penyelidikan di daerah yang mengalami longsor.

Pasalnya, kata Dana, peristiwa longsor yang terjadi secara berulang-ulang itu, tidak boleh dibiarkan dan harus diselidiki secara tuntas.

"Kita tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak dinginkan akibat longsor yang menutupi badan Jalan Pematang Siantar-Simalungun yang dilalui mobil dinas, mobil pribadi dan bus angkutan umum," katanya.

Dana mengemukakan, jika pemerintah tidak segera melakukan investigasi ke lokasi longsor tersebut, maka Walhi Sumut akan turun ke lapangan mencari penyebab terjadinya fenomena alam itu.

Dinas Kehutanan Simalungun dapat bekerja sama dengan Polres setempat agar mengusut kemungkinan terjadinya penebangan di kawasan hutan lindung Sibanganding.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). (Foto: screen capture)
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). (Foto: screen capture)

Kawasan hutan yang dilindungi negara tersebut, juga banyak dihuni monyet sebagai tempat tinggal dan pelestarian hewan itu.

"Pemerintah harus lebih tanggap terjadinya longsor yang mengakibatkan arus lalu lintas menjadi terganggu dan meresahkan warga, serta pengguna Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum)," katanya.

Sebelumnya, tim gabungan dari Pemerintah Provinsi(Pemprov) Sumut, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Medan, Pemkab Simalungun, kepolisian, dan TNI bekerja sama menyingkirkan material longsor yang menutupi jembatan Sidua-dua di Desa Sibaganding, Kabupaten Simalungun, Jumat (4/1) petang.

"Sudah sekitar 100 ton lebih material dalam bentuk tanah berlumpur atau bercampur air yang kita singkirkan," kata Kepala Bidang Peralatan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pemkab Simalungun O Manik.

Dia mengatakan, satu dari dua ruas jalan jembatan kembar sudah dibersihkan, sehingga dapat dilintasi dengan pengaturan buka tutup satu jalur per jam.

Jalur ini khusus untuk kendaraan dari arah Parapat ke Pematangsiantar. Sedangkan Pematangsiantar ke Parapat masih harus melalui jalan alternatif Simpang Palang - Sitahoan.

#Tanah Longsor #Walhi
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan