Headline

Wakil Ketua MPR Setuju Pelajaran PMP Kembali Diajarkan di Sekolah

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 02 Desember 2018
Wakil Ketua MPR Setuju Pelajaran PMP Kembali Diajarkan di Sekolah
Wakil ketua MPR Mahyudin (mpr.go.id)

MerahPutih.com - Pendidikan Moral Pancasila (PMP) pernah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah Tanah Air. Mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah. Pelajaran PMP kemudian ditiadakan karena dianggap bagian dari kampanye rezim Orde Baru.

Seiring waktu, desakan agar PMP kembali diajarkan di sekolah-sekolah menguat. Wacana tersebut mendapat dukungan dari Wakil Ketua MPR Mahyudin. Mahyudin dengan tegas mendukung agar PMP kembali masuk jadi mata pelajaran di sekolah karena banyak aspirasi dari guru yang masuk terkait hal itu.

"Hal ini sudah saya sampaikan kepada Presiden,Jokowi dan berharap Pemerintah menyikapi dan menindaklanjutinya," ujar Mahyudin di Balikpapan, Minggu (2/12).

Ia mengatakan, pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) saat ini tidak mencukupi, karena pendidikan moralnya ditinggalkan. Padahal pendidikan moral sangat penting untuk diajarkan, terutama menghadapi perkembangan teknologi dan tuntutan zaman globalisasi.

Buku PMP yang legendaris
Buku PMP yang dulu sempat menghiasi pelajaran di sekolah (Foto: Kemendikbud)

Perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat "banjir" informasi dan semakin menghilangkan batas-batas negara. Akibatnya membuat ancaman juga meningkat. "Untuk itu, tanpa kemampuan membentengi diri sendiri, berbagai ideologi dari luar yang membahayakan ideologi negara Pancasila, semakin mudah berkembang," katanya.

Hal ini bila tidak diantisipasi akan membuat ancaman radikalisme semakin meningkat dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

"Di zaman internet ini, semua informasi bisa diakses, disinilah kita perlu mengantisipasi,"tandas Mahyudin.

Sementara Anggota MPR, Popong Otje Djundjunan yang menjadi pembicara sosialisasi empat pilar MPR mengatakan ancaman terhadap ideologi bersifat laten.

"Artinya terus menerus akan berusaha mengganti ideologi negara sampai kiamat nanti," katanya.

Untuk itulah PMP dibutuhkan untuk diajarkan kembali di sekolah-sekolah, guna memperkuat nilai-nilai dasar negara.

Mahyudin dan Popong Otje Djundjunan pada Minggu (2/12) sebagaimana dilansir Antara menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan kepada Himpunan Wanita Karya. Pada siang harinya, keduanya memberikan sosialisasi di hadapan Forum Komunikasi Perumahan Atas Air (FKPPA) Balikpapan di Pemukiman Atas Air Marga Sari. Empat pilar kebangsaan adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Jelang Reuni Akbar Alumni 212, Ketua Umum Parmusi Undur Diri Dari Kepanitiaan

#Pancasila #MPR RI #Empat Pilar Kebangsaan
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan