MerahPutih.com - Isu penanggulangan HIV/AIDS yang menghangat belakangan ini. Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum bahkan mengusulkan pernyataan yang cukup kontroversial.
Menurut Uu, guna mencegah terjadinya penyebaran HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga, menyarankan agar para suami untuk berpoligami atau beristri lebih dari satu.
Baca Juga:
Kasus Pertama di Dunia, Terinfeksi Bersamaan COVID-19, Cacar Monyet, dan HIV
Uu yakin, poligami bisa menekan perilaku kaum laki-laki agar tidak 'jajan sembarangan' lagi. Meski demikian, Uu menyebutkan, poligami mengandung syarat dan sejumlah catatan besar seperti harus mampu adil dan bijaksana.
"Dari pada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak?. Makanya dari pada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," ujar Uu.
Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, sosok suami harus mampu berkomunikasi dengan istrinnya kalau memang merasa punya kemampuan untuk berpoligami. Namun, Uu Ruzhanul Ulum mengaskan, pernikahan harus dengan niat ibadah, apalagi nikah punya sejumlah kaidah, seperi kaidah menjaga turunan, hingga menjaga kehormatan.
"Kalau perlu, masyarakat ingin nikah tidak ada biaya kenapa tidak, saya akan konsultasi dengan pak Gubernur untuk ada program (nikah massal) itu, kita kan pemerintah harus respon terhadap keinginan masyarakat, kalau perlu Pemprov mengadakan nikah massal bagi yang tidak punya biaya," katanya.
Di sisi lain, Uu Ruzhanul Ulum mengungkap bahwa kunci sukses rumah tangga adalah rasa saling memahami antara suami istri.
"Dalam rumah tangga tidak ada manajemen yang pasti, hanya suami memahami istri, lalu istri memahami suami, termasuk memahami kebutuhan suami," katanya.
Terlepas dari kontroversi pak wagub, belum diketahui secara ilmiah apakah poligami dapat mengurangi penyebaran HIV/AIDS. Sejauh ini, pencegahan HIV/AIDS yang diakui internasional dan ilmiah adalah konsep ABCD.
Konsep pertama, A (Abstinence) ditujukan bagi yang belum menikah agar tidak melakukan hubungan seks di luar nikah atau seks bebas. Langkah ini dinilai paling tepat untuk menghindari HIV.
Kedua, atau B (Be Faithful) Setia pada pasangan, yaitu tidak berganti-ganti pasangan agar mengurangi risiko penularan HIV.
Ketiga atau C (Condom), menggunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks. Pilih kondom berpelumas dari bahan air, bukan minyak, untuk menghindari kebocoran.
Dan D (Drug No) yakni tidak memakai narkoba, terutama narkoba suntik yang dipakai bergiliran. Menghindari berbagi pakai jarum suntik dapat mencegah infeksi HIV.
Lalu terakhir, E (Education). Pendidikan merupakan jalan terbak dalam menghindari HIV, penularannya, pencegahannya, dan pengobatannya, dan sebagainya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Warga Bandung Diminta Tidak Takut lakukan Tes HIV/AIDS