MerahPutih.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Privinsi (Pemprov) Jawa Tengah mencatat hasil uji genome sequencing di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, ditemukan varian Delta di delapan daerah. Kedelapan daerah tersebut adalah Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo.
Menanggapi temuan tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani tidak menampik jika varian Delta COVID-19 ditemukan di Solo. Ia memperkirakan varian Delta sampai masuk Solo karena pada saat Lebaran banyak warga Solo berinteraksi dengan dan warga Kudus.
Baca Juga
Kasus COVID-19 Solo Melonjak di Tengah PPKM Darurat, Gibran Salahkan Warga
"Kalau melihat analisis awal memang itu. Kudus dan pantura dititipkan di AHD (Asrama Haji Donohudan), kita yakin banyak yang membawanya (varian Delta) ke Solo," ujar Ketua Satgas COVID-19, Ahyani, Selasa (13/7).
Ahyani mengaku sudah merasa khawatir saat ratusan warga Kudus terpapar corona dilakukan isolasi terpusat di AHD. Namun, ia memperkirakan varian Delta tidak hanya dibawa dari pasien di AHD, tetapi mobilitas Lebaran banyak warga Kudus yang berinteraksi masuk ke Solo.
"Ini jadi salah satu penyebab varian itu masuk ke sini (Solo). Akibat, kasus COVID-19 di Solo melonjak usai Lebaran sampai sekarang," kata dia.

Untuk menekan penularan varian Delta, ia mendukung kebijakan PPKM Darurat 3-21 Juli. Dengan pembatasan mobilitas masyarakat setidaknya bisa menekan penularan varian Delta yang sangat cepat penularannya.
"Kebijakan pemerintah sudah benar. Karena Varian Delta sangat cepat penularannya, pergerakan masyarakat harus kita batasi," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, varian baru COVID-19 delta ternyata tak hanya ada di Kudus. Varian baru tersebut ternyata juga ditemukan di delapan daerah lain.
"Sejumlah daerah yang mengirimkan sampel untuk uji genome sequencing, hasilnya menyatakan varian delta ada di delapan daerah di Jawa Tengah," ujar Ganjar, Senin (12/7).
Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan dengan temuan ini akan menjadikan kepala daerah untuk lebih berhati-hati. Ia mengatakan dari 106 sampel dari beberapa Kabupaten/Kota yang dites genome sequencing.
"Dari jumlah itu, 95 sampel positif varian delta. Jadi ada 89,6 persen yang varian delta. Varian Delta yang diduga menjadi penyebab tingginya kasus corona di Jateng," ucap dia. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga