Pemulihan Ekonomi

Vaksinasi Dimulai, LaNyalla Yakin Defisit APBN Kembali di Bawah 3 Persen

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 06 Januari 2021
Vaksinasi Dimulai, LaNyalla Yakin Defisit APBN Kembali di Bawah 3 Persen
Ketua DPD AA LaNyalla Mattalitti. (Foto: DPD).

MerahPutih.com - Kesuksesan vaksinasi COVID-19 diharapkan bisa menekan defisit negera dalam tiga tahun mendatang hingga di bawah tiga persen. Saat ini, melalui UU Nomor 2 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan COVID-19, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) diperlebar menjadi di atas tiga persen.

Ketua DPD RI LaNyalla menegaskan, menekan penyebaran COVID-19 juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan pemerintah dalam mencapai target itu. Jika laju COVID-19 tak terkendali, maka akan sangat sulit menekan dan keluar dari defisit ekonomi yang saat ini terjadi.

Baca Juga:

Suku Bunga BI Rendah, Sektor Properti Bangkit

"Keberhasilan pemerintah mengendalikan kasus COVID-19 melalui vaksinasi akan berpengaruh besar dalam pemulihan ekonomi nasional," tegas LaNyalla.

Ia berharap proses vaksinasi massal yang dalam waktu dekat akan dilakukan di seluruh daerah di Indonesia berjalan sukses tanpa kendala. Vaksinasi, akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat global kepada Indonesia.

"Vaksinasi massal COVID-19 ini juga akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat global dalam berbagai sektor kepada Indonesia," kata LaNyalla.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengegaskan, optimismenya di tahun 2021, di mana capaian program pemulihan ekonomi di tahun 2020 memberikan sentimen positif dalam mengatasi dampak pandemi COVID-19.

Ekonomi global diprediksi tumbuh di kisaran 4,2 persen hingga 5,2 persen di tahun 2021. Sejalan dengan ini, Bank Dunia mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal tumbuh sebesar 4,4 persen di tahun 2021. Pemerintah sendiri memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.

Dalam asumsi makro APBN 2021, inflasi ditargetkan 3 ± 1 persen dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditetapkan Rp14.600. Sentimen positif pada beberapa bulan terakhir 2020 memberikan harapan dimana nilai tukar rupiah ditutup terapresiasi ke level Rp14.050 per USD pada tanggal 30 Desember 2020.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Antara).
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Antara).

Optimisme pemulihan ekonomi ini, didorong oleh sentimen positif setelah disuntikkannya sejumlah Vaksin Covid-19 di seluruh dunia dan pemerintah telah mempersiapkan beberapa strategi untuk meraih peluang pemulihan ekonomi di tahun 2021.

"Strategi ini akan membantu menjaga momentum pemulihan ekonomi dan memanfaatkannya untuk melakukan transformasi ekonomi," ujarnya.

Paling tidak, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan dilanjutkan di tahun 2021 dengan alokasi anggaran sebesar Rp372,3 triliun. Sejalan dengan hal ini, kebijakan fiskal tahun 2021 melalui APBN juga diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat, mendukung akselerasi pemulihan ekonomi, dan mendorong transformasi ekonomi Indonesia. (Pon)

Baca Juga:

Basuki Perintahkan Tol Cisumdawu Beroperasi di 2021

#Pemulihan Ekonomi #Ekonomi Indonesia #DPD RI #APBN #Defisit APBN
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Bagikan