Vaksinasi COVID-19 Dimulai, Satgas Minta Kesadaran Prokes Jangan Menurun

Zulfikar SyZulfikar Sy - Selasa, 05 Januari 2021
Vaksinasi COVID-19 Dimulai, Satgas Minta Kesadaran Prokes Jangan Menurun
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letnan Jenderal (Letjen) TNI Doni Monardo. (ANTARA/Istimewa)

MerahPutih.com - Vaksin COVID-19 bakal disuntikkan bulan Januari ini. Proses vaksinasi akan dilakukan pada 13 Januari 2021, diawali oleh Presiden Joko Widodo dan kemudian dilanjutkan secara serentak di 34 provinsi secara bertahap.

Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta masyarakat tak lantas mengabaikan protokol kesehatan meskipun sudah tersedia vaksin.

"Masyarakat tetap harus disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak," kata Doni dalam Rakor Kesiapan Vaksinasi COVID-19 dan Kesiapan Penegakan Protokol Kesehatan Tahun 2021 di kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (5/1).

Baca Juga:

DPR Minta BPOM Informasikan Status EUA Vaksin Sinovac

Mantan Danjen Kopassus ini meminta, vaksin jangan sampai membuat masyarakat lengah terhadap penerapan protokol kesehatan serta abai terhadap bahaya COVID-19.

Ia menilai, narasi tentang vaksin ini jangan sampai nantinya membuat masyarakat menganggap penularan COVID-19 sudah selesai.

"Vaksin tidak akan bisa membuat orang yang tidak divaksin itu juga luput dari COVID-19," imbuh dia.

Ditargetkan pada Februari, semua sasaran SDM kesehatan sudah selesai divaksinasi. Target sasaran berikutnya akan ditambahkan mengikuti ketersediaan vaksin.

"Jumlah penduduk kita 269-270 juta orang, tidak mungkin divaksin dalam waktu yang bersamaan, butuh waktu," ujar Doni.

Untuk tahap pertama, Doni menyebut, vaksinasi akan diberikan pada golongan umur 18-59 tahun.

Sementara usia lebih dari 60 tahun bisa divaksinasi setelah dikeluarkannya informasi keamanan vaksin dan persetujuan dari BPOM untuk pemberian vaksin pada golongan umur tersebut.

Pengawalan vaksin COVID-19 buatan Sinovac di Bandara Intenasional Kualanamu, Selasa. (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)
Pengawalan vaksin COVID-19 buatan Sinovac di Bandara Intenasional Kualanamu, Selasa. (ANTARA/Nur Aprilliana Br Sitorus)

Doni menganggap perlunya posko COVID-19 di daerah karena perubahan perilaku masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan yang sudah mulai berkurang.

Hal itu pula yang menjadi penyebab angka kasus COVID-19 kembali naik di sejumlah daerah.

"Syukur kalau anggarannya cukup bisa sampai tingkat RT dan RW," ujar Doni.

Doni optimistis apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka kasus aktif yang selama ini selalu meningkat kemudian dapat ditekan kembali.

Sebab, kunci dari keberhasilan dalam rangka memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah peran serta masyarakat sebagai garda terdepan.

"Kalau ini bisa dilakukan, maka kami yakin kasus aktif yang selama ini cukup tinggi bisa kita tekan kembali," ucap jenderal TNI bintang tiga ini.

Sekadar informasi, kasus aktif secara nasional berada pada angka 14,26 persen.

Hal itu mengalami penurunan selama dua bulan terakhir.

Kemudian untuk angka kesembuhan berada pada 82,77 persen dan hal itu juga mengalami penurunan dibandingkan pada periode dua bulan yang lalu.

Baca Juga:

BPOM Periksa Kualitas Mutu dan Keamanan Vaksin Corona

Selanjutnya kasus harian aktif dilaporkan ada sebanyak 772.103 orang yang terpapar COVID-19. Kasus sembuh sudah mencapai 639.103 orang.

Berikutnya untuk angka kematian sebesar 22.911, yang secara nasional masih berada di bawah rata-rata angka kematian global dengan selisih 0,81 persen.

Data tersebut menunjukkan bahwa kasus kematian masih cukup tinggi.

Meskipun kasus aktif dan angka kesembuhan sudah jauh dari rata-rata global, tetapi lebih rendah dibandingkan pada bulan November yang lalu dengan selisih 12,83 persen. (Knu)

Baca Juga:

Peneliti Beberkan Perjalanan Vaksin COVID-19 dari Wuhan ke Bandung

#Letjen Doni Monardo #Vaksin Covid-19
Bagikan
Bagikan