Merahputih.com - Vaksinasi COVID-19 buatan Sinovac asal Tiongkok direncanakan baru bisa berjalan di Indonesia pada minggu ketiga dan keempat Januari 2021 ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendapatkan izin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait emergency use of authorization (EUA).
“Jadi harapannya adalah minggu ketiga dan empat kita dapatkan EUA, apabila itu pun juga data-data yang didapatkan adalah lengkap,” kata Kepala BPOM Penny Lukito kepada wartawan dalam konferensi pers secara daring, Kamis (19/11).
Baca Juga:
Diplomasi Vaksin COVID-19 Ala Indonesia
Vaksinasi itu mundur lantaran adanya ketidaklengkapan persyaratan untuk mendapatkan izin dari WHO ihwal UEA.
“Kami sudah mendapatkan informasi dari Brasil bahwa mereka tidak memberikan, demikian juga Sinovac tidak bisa memberikan sehingga tidak lengkap, dan berdasarkan standar yang ada tentu tidak mungkin kami memberikan emergency use authorization pada Desember 2020," ujarnya.
Dia menyatakan bahwa pihaknya akan menjunjung tinggi transparansi saat menjalani penyelesaian penelitian vaksin tersebut.
Selain itu, BPOM juga akan terus proaktif untuk terus menanyakan perjalanan pembuatan vaksin agar selesai sesuai dengan waktu yang disepakati.
“Transparasnsi akan kita junjung tinggi. Kami juga proaktif dan untuk menyepakati waktu yang sudah kita sepakati bersama. Nanti klinikal trial akan berjalan terus. Uji klinik untuk vaksin akan terus berjalan,” kata dia.

Ia menyebut pembicaraan terkait kemungkinan produksi atau uji klinis vaksin COVID-19 lain di Indonesia selain Sinovac telah dilakukan. Salah satunya dengan vaksin COVID-19 Pfizer.
"Sudah ada beberapa vaksin yang sudah mulai berkomunikasi dengan BPOM untuk membicarakan dikaitkan dengan satu akan melakukan uji klinik di Indonesia juga ada ya beberapa vaksin," bebernya.
"Jadi sudah ada beberapa. Moderna belum, tapi Pfizer, Astrazeneca, Sputnik juga sudah, dan saya kira nanti mereka akan mencari mitra industri farmasinya yang ada di sini," lanjutnya.
Penny menegaskan tentunya nanti akan tetap ada pengawalan terkait izin pakai vaksin COVID-19 yang dinilai menjanjikan.
"Kemudian juga ada vaksin yang kemudian diimpor oleh Indonesia, tentunya untuk diimpor berarti harus sudah mendapatkan izin pakainya, ya masih belum izin edar," lanjutnya.
Baca Juga:
Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac di Bandung Diklaim Paling Aman
Penny pun menyebut nantinya vaksin COVID-19 selain Sinovac yang kemungkinan akan diproduksi di Indonesia bisa melalui berbagai industri selain Bio Farma. Ia menegaskan banyak industri farmasi yang sudah mendapat pengawalan BPOM dalam produksi vaksin untuk manusia.
"Jadi selain daripada bio farma industri farmasi bumn, banyak kapasitas dari industri farmasi di indonesia untuk impor atau produksi vaksin manusia itu juga banyak," pungkasnya. (Knu)