TAHUKAH kamu, santet tak hanya ada di Indonesia? Jepang sebagai negeri maju pun punya santet. Namanya Ushi no Toki Mairi. Artinya 'kunjungan ke kuil pada jam Banteng".
"Ritual untuk mengutuk musuh ini terdengar ganjil, tetapi ia punya tempat di anime populer, termasuk Jujutsu Kaisen dan Chainsaw Man," catat laman cbr.com.
Dalam anime, karakter yang memiliki dendam akan mengeluarkan boneka jerami, beberapa paku, dan palu. Mereka bahkan mungkin memakai "mahkota" besi dengan beberapa lilin, jubah putih, dan cermin untuk melengkapi penampilan. Ini semua mungkin terlihat aneh, tetapi bagi orang-orang di Jepang, ini sangat umum.
Ritual ini digunakan untuk mengutuk musuh sampai mati. Ini juga menjadi jurus dasar dari banyak serangan yang ditampilkan di berbagai anime. Namun, untuk menjelaskannya dengan lebih baik, penting untuk memahami apa itu Toki no Ushi Mairi dan bagaimana cara kerjanya.
Baca juga:
Ritual ini umumnya dilakukan oleh perempuan yang sering dicemooh. Mereka memiliki musuh yang mereka benci dalam hidup mereka. Ritual sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu, sekira abad ke-2 SM. Kostum untuk ritualnya bisa saja berubah, tapi intinya tetap sama: menghujamkan paku ke boneka jerami (waraningyo).
Ini harus dilakukan selama Jam Banteng, antara jam 1 sampai 3 pagi. Karena itulah namanya menjadi Ushi no Toki Mairi. Orang Jepang kuno menggunakan nama hewan untuk menandai setiap satuan waktu. Dan pada jam 1 sampai 3 pagi inilah diyakini roh jahat berkeliaran.
"Pelaku ritual harus mengulangi ritual ini tujuh hari berturut-turut agar kutukan itu berdampak penuh. Jika yang melakukan ritual tertangkap basah, kutukan akan gagal dan target tidak akan mati," sambung cbr.com.
Kutukan sering dilakukan dengan beberapa alat peraga. Boneka jerami berfungsi hampir sama dengan boneka voodoo dalam fiksi populer. Paku khusus yang digunakan untuk ritual disebut gosunkugi. Panjangnya sekira lima inci.
Selain itu ada pula mahkota besi dengan lilin. Keduanya membentuk tatakan kaki tiga terbalik yang dikenal sebagai gotoku. Dalam fiksi populer, alat ini malah bisa diganti dengan tali atau ikat kepala atau apapun yang bisa menahan lilin di tempatnya.
Baca juga:
Dari Ponsel Jadul hingga Boneka Santet, Ini Aksesoris Unik Terbaru Supreme

Dalam anime, kutukan Ushi no Toki Mairi akan datang dalam beberapa bentuk. Paling umum, seseorang akan marah pada karakter anime lain dan mengeluarkan wara ningyo, gosunkugi, dan palu.
Langkah selanjutnya, mengenakan pakaian dan bahkan memakukan boneka itu ke pohon, atau setidaknya permukaan vertikal terdekat. Namun ini tak selalu sama dalam tiap anime. Ada beberapa referensi berbeda untuk Ushi no Toki Mairi di berbagai anime.
Salah satu referensi modern untuk Ushi no Toki Mairi hadir dalam bentuk Nobara Kugisaki dari Jujutsu Kaisen. Tekniknya mengambil segala yang berkaitan dengan diri si target. Misalnya rambut, darah, kuku, dan sebagaiya. Lalu semua dimasukkan ke waraningyo.
Pelaku kemudian memukul gosunkugi ke dalamnya. Kerusakan yang ada di boneka tersebut kemudian merembet ke target. Berbeda dengan ritual Ushi no Toki Mairi kuno, Nobara tidak perlu memakukan boneka itu ke pohon, juga tidak harus menunggu tujuh hari sampai kutukan itu berlaku. Ini membuat kekuatannya jauh lebih berguna untuk semua situasi pertempuran yang dia hadapi.
Referensi lain berasal dari Chainsaw Man. Dengan menusuk target dengan alat atau senjata yang tepat, maka iblis yang membantu sampainya kutukan tersebut akan muncul untuk membunuh target tersebut. Aki, tokoh Chainsaw Man, menggunakan pedangnya yang mirip paku untuk melakukan ini. Sedangkan karakter lain menggunakan paku.
Kutukan Ushi no Toki Mairi adalah kutukan yang mengerikan, tetapi kutukan ini juga menarik minat banyak orang. Hingga para pembuat anime pun memasukkannya sebagai penguat cerita. (ahs)
Baca juga: