SEBUAH tim peneliti dari berbagai belahan dunia yang dipimpin oleh Ohio State University sedang melakukan upaya untuk mengumpulkan data guna membangun model berbasis kecerdasan buatan. Di masa depan, teknologi ini diharapkan dapat membantu pemahaman mengenai dampak jangka panjang krisis iklim terhadap keanekaragaman hayati.
Para ahli dari enam universitas yang berlokasi di Kanada, Eropa, Australia, dan Amerika Serikat sedang berkolaborasi dalam pengembangan penelitian berbasis AI yang akan membantu memahami dampak krisis iklim pada berbagai aspek kehidupan di Bumi, seperti diungkapkan Gizmodo.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana krisis iklim akan memengaruhi kehidupan tumbuhan, serangga, serta spesies hewan lainnya. Tanya Berger-Wolf, direktur fakultas Translational Data Analytics Institute (TDAI) di Ohio State University, adalah salah satu peneliti terkemuka dalam pengembangan AI di berbagai negara.
Baca juga:
Penemuan Teknologi OI Diperkirakan akan Kalahkan Kecerdasan AI

Menurut Berger-Wolf, beberapa model AI yang akan digunakan oleh para peneliti untuk analisis data telah ada, tetapi ada bagian lain perlu dikembangkan agar lebih baik dalam menganalisis informasi yang ingin dikumpulkan oleh tim internasional ini.
Menurut Berger-Wolf, wilayah-wilayah di seluruh dunia yang memiliki keanekaragaman hayati seringkali memiliki kesenjangan data yang signifikan mengenai spesies-spesies di sana.
Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk lokasi yang terpencil atau kurang dihuni oleh populasi manusia dalam jumlah besar, sehingga sulit untuk mengamati spesies-spesies tersebut.
Dengan mengumpulkan lebih banyak data, para peneliti berharap dapat menciptakan model lebih akurat yang membantu mereka menganalisis dampak krisis iklim pada spesies-spesies yang kurang teramati. Semakin banyak data yang diterima oleh model ekologi berbasis AI, semakin akurat hasil analisisnya.
Baca juga:
Optimalisasi AI untuk Dukung Bisnis di Seluruh Dunia

Salah satu contoh penggunaan data dan AI adalah pengumpulan informasi tentang lebih dari 200 spesies hewan di AS untuk memahami lebih lanjut bagaimana perubahan pola cuaca mempengaruhi migrasi musiman.
Para peneliti berencana untuk mempelajari spesies-spesies itu dengan menggunakan perekam suara, citra satelit, kamera, dan data dari ilmuwan warga. Setelah data itu dianalisis oleh model AI, para peneliti berharap dapat memahami bagaimana wilayah-wilayah spesies tertentu bergeser ke utara seiring dengan peningkatan suhu rata-rata dari waktu ke waktu.
Berger-Wolf juga menekankan bahwa memiliki lebih banyak informasi mengenai dampak perubahan iklim pada keanekaragaman hayati dapat membantu pemimpin dan organisasi untuk merancang solusi yang lebih baik.
Teknologi itu juga membantu mencari solusi konservasi atau pendidikan iklim. Tujuannya adalah agar pemimpin dan organisasi dapat menggunakan AI untuk merancang solusi lebih efektif dan mengintegrasikan hasil penelitian ke dalam kebijakan yang mereka buat. (waf)
Baca juga:
Masa Depan Jurnalisme di Tengah Gempuran AI