Imlek 2020

Uniknya Cara Makan Hidangan Imlek, Apa Sih Makna Seven Lucky Food?

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Sabtu, 25 Januari 2020
Uniknya Cara Makan Hidangan Imlek, Apa Sih Makna Seven Lucky Food?
Imlek 2020, tahun tikus. (Foto: Unsplash/Samkh)

TAHUN baru imlek sudah di depan mata. Selain mempersiapkan angpao dan pakaian baru, masyarakat keturunan Tionghoa tak lupa mempersiapkan kudapan istimewa. Kudapan yang terdiri dari tujuh jenis masakan tersebut dikenal dengan nama Seven Lucky Food.

Tak hanya sedap, hidangan ini juga memiliki makna tersendiri. Berikut uraian seven lucky food yang ada di meja makan masyarakat keturunan Tionghoa saat Imlek:

Baca Juga:

PUBG Mobile Sambut Imlek dengan Event #WinnerWinnerLuckyTogether

1. Ikan

Imlek
Pengucapan kata ikan dalam bahasa Tionghoa menyerupai dengan keuntungan. (Foto: Unsplash/Benjamin Sow)
Setiap orang tentu mengharapkan rezeki berlimpah, tak terkecuali dengan masyarakat Tionghoa. Harapan tersebut direpresentasikan dengan hidangan khas Imlek, Niánnián yôu yú. Dalam bahasa mandarin, makan ikan (yù) memiliki bunyi serupa dengan surplus. Memakan ikan pada saat perayaan Imlek bermakna harapan kemakmuran di tahun mendatang.
Cara masyarakat keturunan Tionghoa dalam memakan ikan pun tidak sembarangan. Ada aturan khusus. Kepala ikan harus menghadap ke orang lebih tua. Hal itu mengandung makna, harus menghormati orang lebih tua, agar rezeki terus mengalir. Aturan kedua, ketika daging di satu sisi sudah habis kita tak boleh membaliknya begitu saja. "Membalik ikan bermakna akan harapan terbalik atau merugi," ucap Ahli Fengshui, Suhu Yo.

2. Mi

Mie
Mi menyimbolkan umur panjang. (Foto: Unsplash/Mae Mu)
Dalam tradisi Tionghoa, mi (Chángshòu miàn) simbol umur panjang. Masyarakat Tionghoa menyajikan mi saat Imlek dengan harapan agar senantiasa panjang umur. Panjang mi nan disajikan saat Imlek lebih panjang dari mi pada umumnya. Memakan mi saat Imlek juga ada aturan khususnya. Tak boleh memotong mi ketika sedang disantap. Biarkan mi tetap panjang hingga masuk ke mulut. Sruput. Hal itu bermakna semacama doa agar panjang umur seturut panjang mi nan disantap.

3. Kue Keranjang

Nian Gao
Kue Keranjang bermakna harapan. (Foto: Asian Inspiration)
Tradisi memakan kue keranjang (Niángão) dimulai sejak dinasti Liao (907-1125 SM). Orang-orang Beijing memakan kue ini pada hari pertama dan bulan pertama di tahun baru Imlek. Saat ini, memakan kue keranjang bermakna harapan beroleh hal-hal lebih baik di tahun selanjutnya.

4. Pangsit

Pangsit
Banyak makan pangsit, berarti banyak uang. (Foto: Unsplash/Frank Zhang)
Dumpling atau pangsit (zh?o cái jìn b?o) merupakan makanan Tiongkok Klasik. Bentuk pangsit tersebut mirip dengan logam perak. Menurut kepercayaan Tionghoa, semakin banyak makan pangsit pada saat Imlek, semakin banyak uang bisa dihasilkan.
Baca Juga:

5. T?ngyuán

Tangyuan
T?ngyuán (Sumber: Noob Cook Recipe)
T?ngyuán biasa disuguhkan pada Festival Lampion atau pada penutupan perayaan Tahun Baru Imlek. Memakan t?ngyuán pada saat penutupan dianggap membawa peruntungan baik pada seluruh anggota keluarga. Bentuknya seperti bola dan diasosiasikan dengan reuni keluarga serta semangat kekeluargaan.

6. Spring Roll

Spring roll
Spring roll berhubungan dengan kekayaan. (Foto: Vegetarian Society)
Dinamakan spring roll karena makanan ini biasa disajikan pada saat Festival Musim Semi (Spring Festival). Kudapan ini merupakan dimsum khas Kanton. Bentuknya serupa dengan logam emas. Adonannya dimasak dalam minyak panas dan diisi dengan sayur, daging, atau makanan manis. Memakan kudapan ini saat Tahun Baru Imlek dipercaya dapat memberi kekayaan.

7. Jeruk

Jeruk
Jeruk melambangkan kecukupan, kekayaan dan masa depan gemilang. (Foto: Unsplash/Bannon Morrissy)
Chéng atau jeruk melambangkan kecukupan, kekayaan, dan masa depan cerah. Dalam Bahasa Tiongkok, jeruk atau chéng serupa dengan kesuksesan. Masyarakat etnis Tionghoa akan memajang dan memakan buah ini agar sukses. (avia)
Baca Juga:
#Selamat Pagi Januari #Imlek #Jelang Imlek #Inspirasi Imlek #Tahun Baru Imlek #Makanan Khas Imlek
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan