Unair Inovasikan Asap Cair Jadi Obat Sariawan


Tim peneliti melalui uji cobanya melihat manfaat asap cair untuk pengobatan sariawan (foto: Pexels/Cedric Fauntleroy)
BANYAK di antara kita mungkin masih asing dengan istilah liquid smoke atau asap cair dan mungkin mengorelasikannya dengan vaping. Padahal asap cair sesuai namanya merupakan cairan hasil kondensasi dari proses pengasapan kayu dan biasanya digunakan sebagai penyedap rasa untuk masakan yang membutuhkan aroma pembakaran kayu, seperti BBQ atau steak.
Selain itu liquid smoke di dunia kuliner juga kerap dimanfaatkan untuk proses pengawetan daging. Menariknya Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya melakukan inovasi penelitian dengan memanfaatkan asap cair yang ternyata bisa digunakan sebagai obat terapi sariawan.
BACA JUGA:
Inovasi ini sebenarnya bukan hal yang baru bagi perguruan tinggi negeri di Kota Pahlawan itu. Pada 2019, Unair sudah mulai mengulas bagaimana liquid smoke dengan melakukan uji coba memanfaatkan asap cair dalam pengobatan hewan yang mengalami sariawan dan dalam kondisi diabetes. Tentu saja kondisi itu menyulitkan proses penyembuhannya dan dari sinilah proses percobaan dilakukan.

Percobaan pada 2019 itu dilakukan dengan dua metode, yakni memanfaatkan asap cair dari tempurung kelapa dan satu lagi adalah obat kumur analgesik dengan kandungan benzydamine hcl. Dari penelitian tersebut diketahui kandungan kolagen di hewan yang menerima liquid smoke lebih tinggi yang artinya proses penyusunan jaringan di area sariawannya lebih baik jika dibandingkan dengan obat kumur.
Namun, setelah penelitian lebih lanjut, tim peneliti Unair menemukan fakta bahwa asap cair memiliki kekurangan dari sisi waktu kontak yang lebih rendah terhadap sariwan dengan tingkat absorsi yang rendah. Dari sinilah Ketua tim peneliti riset ini Prof. Dr. Diah Savitri Ernawati drg., M.Si., SpPM, bersama timnya memutuskan untuk kembali ke laboratorium untuk memodifikasi liquid smoke dari sisi bentuk fisiknya agar lebih optimal lagi dimanfaatkan untuk terapi sariawan alias oral ulser.
BACA JUGA:
“Kami berinovasi untuk meningkatkan perlekatan dan penyerapan liquid smoke tempurung kelapa ke dalam lesi oral ulser. Salah satu strategi yang kami gunakan adalah menggabungkan liquid smoke tempurung kelapa dengan bahan mucoadhesive, yaitu HPMC dan gelatin,” ungkap Prof. Diah sebagaimana dikutip dari Unair.ac.id, (15/2).
Dari penggabungan inilah para peneliti berhasil membuat oral thin film dengan ketebalan 35-50 mm dan mampu menyerap air hingga lebih dari 50 persen serta pelepasan obat yang lebih cepat di area sariawan.

Hal ini terbukti dari tes terhadap hewan coba. Walau begitu Prof Diah menambahkan, pihaknya masih perlu melakukan uji coba serta penelitian lanjutan agar ke depannya bisa digunakan untuk aplikasi klinis kepada pasien. (aru)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
