Umat Islam Diminta Tak Terprovokasi Pernyataan Trump Soal Yerusalem

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 08 Desember 2017
Umat Islam Diminta Tak Terprovokasi Pernyataan Trump Soal Yerusalem
ILUSTRASI: Perayaan Maulid Nabi di depan Dome of the Rock, di Kota Tua Yerusalem, Kamis (30/11). (ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad)

MerahPutih.com - Direktur Said Aqil Siradj (SAS) Institute M Imdadun Rahmat meminta umat Islam tidak terprovokasi atas pernyataan sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"SAS Institute menyerukan kepada masyarakat, khususnya umat Islam tidak terpancing oleh provokasi, agitasi, dan penyebaran kebencian atas dasar agama terkait apa yang berlangsung di Palestina," kata Imdadun dalam siaran pers yang diterima MerahPutih.com, Jumat (8/12).

Menurut dia, hal tersebut bukanlah konflik antaragama, tetapi merupakan pertarungan antara kekuatan pro perdamaian dan kemanusiaan melawan kekuatan tiran yang tidak berkemanusiaan.

"Lihatlah betapa masyarakat Barat keras menentang kebijakan Israel tersebut dan mengutuk Trump yang mendukungnya termasuk pimpinan tertinggi Vatikan, Sri Paus," ucap dia.

Dia menilai, ketegangan di Palestina akan memperparah konflik dan perang di kawasan Timur Tengah. Sebab, konflik di Timur Tengah yang melibatkan Israel dan Amerika Serikat akan dibaca publik sebagai konflik agama Yahudi-Kristen melawan Islam.

"Hal ini akan menyuburkan radikalisme di kawasan lain, khususnya dunia Islam termasuk Indonesia," tegasnya.

Selain itu, kata Imdadun, kampanye anti-smitik dan anti-Barat menjadi bahan baku penyebaran kebencian terhadap agama lain. Hal itu, lanjutnya, akan menjadi pupuk penyubur intoleransi bahkan kekerasan di negara-negara muslim.

"Publik internasional harus bersatu menentang tindakan Israel dengan dukungan Amerika Serikat atas nama perdamaian dan atas nama kemanusiaan," tandasnya.

Karena itu, Imdadun mendorong pemerintah Indonesia menempuh langkah-langkah diplomatik untuk mencegah tindakan Israel serta memperkuat dukungan terhadap Palestina merdeka yang sejati.

"SAS Institute mendukung sikap PBNU yang menentang keras kebijakan Israel ini. SAS Institute menyerukan agar ada lebih banyak lagi lembaga-lembaga civil society untuk menentang keras tindakan Israel yang merusak perdamaian dunia tersebut," pungkasnya. (Pon)

Baca berita terkait polemik Yerusalem lainnya: Wakil Presiden AS Dilarang Injakkan Kaki di Palestina

#Yerusalem #Donald Trump #Palestina #Israel
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Bagikan