Ukraina-Rusia Panas, Menteri Keuangan G7 Tebar Ancaman
MerahPutih.com - Pertemuan pejabat keuangan dari negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) pada pekan ini, ditunda hingga 1 Maret. Padahal mereka berencana bertemu di sela-sela pertemuan pejabat Kelompok 20 negara ekonomi besar dunia (G20).
Jerman memimpin forum G7 tahun ini. Tapi, pertemuan para pejabat keuangan G7 tertunda karena sebagian besar pejabat keuangan tidak menghadiri pertemuan G20 secara langsung.
Baca Juga:
Eskalasi Perang Rusia-Ukraina Menguat Batalkan Pertemuan Negara-Negara G7
Sebelumnya, para menteri keuangan G7 dari kelompok negara barat pada Senin (14/2) memperingatkan Rusia tentang konsekuensi ekonomi "besar" jika memilih untuk menyerang Ukraina. Negara barat anggota G7 menjanjikan dukungan cepat dan tegas untuk ekonomi Ukraina.
"Peningkatan militer Rusia yang sedang berlangsung di perbatasan Ukraina merupakan penyebab keprihatinan serius," tulis para Menteri Keuangan dikutip Antara.
Mereka memastikan, setiap agresi militer oleh Rusia terhadap Ukraina akan ditanggapi dengan tanggapan yang cepat, terkoordinasi, dan kuat.
"Kami siap untuk secara kolektif menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan yang akan memiliki konsekuensi besar dan langsung pada ekonomi Rusia," katanya.
Presiden Joe Biden menyampaikan seruan bersemangat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mundur dari perang dengan Ukraina pada Selasa (15/2). Amerika Serikat memperkirakan bahwa 150.000 tentara Rusia sekarang mengepung Ukraina.
Biden menambahkan, meski pihaknya menyambut baik laporan yang menyatakan beberapa pasukan telah ditarik, laporan itu tak terverifikasi dan invasi tetap sangat mungkin terjadi.
Biden mengatakan, diplomasi tetap disambut baik. Jika Rusia menginvasi Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya siap untuk menanggapi dengan hukuman yang ditujukan untuk menimbulkan kerugian ekonomi dan isolasi global. (*)
Baca Juga:
Inggris Siagakan 1000 Tentara Hadapi Krisis Ukraina Rusia