Ukraina Desak Sekutu Segera Kirim Alat Tempur  Petugas melakukan evakuasi korban reruntuhan apartemen yang hancur karena serangan rudal Rusia di Dnipro, Ukraina, Sabtu (14/1/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Clodagh Kilcoyne/pras)

MerahPutih.com - Perang antara Ukraina dan Rusia belum berakhir. Ukraina meminta negara barat dan sekutunya, untuk segera mengirimkan peralatan tempur untuk memukul mundur Rusia.

Ukraina meminta tank dan sistem pertahanan udara untuk membantu pasukan Ukraina segera dikirim oleh para sekutu.

Baca Juga:

Sekjen PBB Kutuk Serangan Rusia ke Kompleks Apartemen Ukraina

"Kami tidak memiliki waktu," kata Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak.

Negara-negara barat sekutu Ukraina bertemu di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman, meminta Jerman mengizinkan tank Leopard 2 dipasok ke Kiev untuk membantu melawan pasukan Rusia.

Ukraina, dalam sebuah pernyataan, berkata bahwa Kremlin --kantor presiden Rusia-- bertekad untuk meningkatkan pertempuran untuk membangkitkan invasi yang goyah. Ancaman serangan skala penuh oleh pasukan Rusia itu "sangat nyata".

"Diskusi mengenai tank untuk Ukraina harus diselesaikan sesegera mungkin, sama halnya dengan diskusi mengenai sistem pertahanan udara tambahan. Kita membayar kelambatan ini dengan nyawa rakyat Ukraina. Seharusnya tidak seperti itu," katanya.

Pernyataan Yermak senada dengan permohonan yang dilajukan oleh Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam sebuah pidato video ke Forum Ekonomi Dunia, Rabu.

Zelenskiy berkata, tank dan unit pertahanan udara harus dikirim sebelum Rusia dapat melancarkan serangan berikutnya.

Pernyataan dari Ukraina tersebut juga mengakui bahwa Kremlin masih memiliki keunggulan kuantitatif yang substansial dalam pasukan, senjata, dan peralatan militer dibandingkan dengan Ukraina.

Sejak hampir 11 bulan Rusia menginvasi tetangganya, pasukan dari Moskow tersebut memegang sepetak wilayah timur dan selatan Ukraina.

Momentum medan perang saat ini berada di Kiev selama berbulan-bulan, tetapi Moskow menghabiskan banyak sumber daya untuk mencoba maju di wilayah timur.

Tank Leopard dimiliki oleh sejumlah negara-negara NATO, tetapi memindahkan mereka ke Ukraina membutuhkan persetujuan Jerman.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov berkata bahwa Kiev memohon kepada negara-negara yang memiliki tank Leopard 2 untuk mengirimkan kendaraan lapis baja buatan Jerman itu ke Ukraina.

Negara-negara tersebut adalah Yunani, Denmark, Spanyol, Kanada, Belanda, Jerman, Norwegia, Polandia, Portugal, Turki, Finlandia, dan Swedia. Inggris meningkatkan tekanan terhadap Jerman dengan menjadi negara barat pertama untuk mengirim tank ke Ukraina. (Knu)

Baca Juga:

KTT Perdamaian Ukraina Bakal Digelar Tanpa Kehadiran Rusia

Kanal
LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Kronologi Kapolda Metro Jaya Sita KTA  Anggota Paspampres
Indonesia
Kronologi Kapolda Metro Jaya Sita KTA Anggota Paspampres

Metro Jaya Irjen Fadil Imran dikabarkan meminta kartu tanda anggota (KTA) anggota TNI yang merupakan anggota Paspampres bernama Serka N di MT Haryono.

Tambahan Kasus Harian COVID-19 di Atas 4 Ribu pada Senin (14/11)
Indonesia
Tambahan Kasus Harian COVID-19 di Atas 4 Ribu pada Senin (14/11)

Jumlah pasien yang terinfeksi bertambah 4.408 orang per Senin (14/11).

Polda Metro Tetapkan Kombes YBK Tersangka Narkoba
Indonesia
Polda Metro Tetapkan Kombes YBK Tersangka Narkoba

Penyidik Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menetapkan Kombes YBK sebagai tersangka kasus narkotika.

Rotasi Matra Jadi Alasan Jokowi Tunjuk Yudo Jadi Panglima TNI
Indonesia
Rotasi Matra Jadi Alasan Jokowi Tunjuk Yudo Jadi Panglima TNI

Presiden Joko Widodo telah mengajukan Laksamana Yudo Margono sebagai calon tunggal Panglima Tentara Nasional Indonesia. Yudo nantinya akan menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa.

98 Tenaga Kesehatan Diminta Bisa Tekan Angka Kematian Jamaah Haji
Indonesia
98 Tenaga Kesehatan Diminta Bisa Tekan Angka Kematian Jamaah Haji

Petugas haji itu akan mendampingi sekitar 100.051 jamaah di Tanah Suci. Jumlah ini separuh dari kuota haji sebelum COVID-19.

PSI Kritik Rencana Kejaksaan Tawarkan Restorative Justice Kasus Mario Dandy
Indonesia
PSI Kritik Rencana Kejaksaan Tawarkan Restorative Justice Kasus Mario Dandy

PSI mempertanyakan wacana penerapan restirative justice karena kasus penganiayaan Mario Dandy belum sampai ke kejaksaan.

Tol Semarang-Demak Seksi II Dibuka Fungsional 18 November 2022
Indonesia
Tol Semarang-Demak Seksi II Dibuka Fungsional 18 November 2022

Uji coba pembukaan Tol Semarang-Demak Seksi II telah dilakukan sejak Jumat (12/11) pukul 15.00 WIB dengan skema buka tutup satu arah/lajur.

Simak Serunya Video Call Halalbihalal Keluarga Jokowi dengan Wapres Ma'ruf
Indonesia
Simak Serunya Video Call Halalbihalal Keluarga Jokowi dengan Wapres Ma'ruf

Penasaran ingin tahu suasana dan interaksi Jokowi dan Ma'aruf Amin saling mengucapkan selamat Idulfitri?

PBNU Menyerukan Salat Gaib Bagi Korban Gempa di Turki dan Suriah
Indonesia
PBNU Menyerukan Salat Gaib Bagi Korban Gempa di Turki dan Suriah

Pemerintah Indonesia bakal mengirimkan bantuan untuk menangani dampak bencana gempa dalam dua tahapan kepada pemerintah negara terdampak, Turki dan Suriah.

Mabes Polri Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Hacker Bjorka
Indonesia
Mabes Polri Buka Kemungkinan Tersangka Baru Kasus Hacker Bjorka

engusutan kasus peretasan hacker Bjorka terus bergulir. Polri menyebutkan bahwa terbuka kemungkinan adanya tersangka lain dalam kasus peretasan oleh hacker Bjorka.