MerahPutih.com - Penelitian vaksin COVID-19 terus berpacu dengan waktu. Salah satunya berlangsung di Bandung, yakni vaksin COVID-19 buatan Sinovac, Tiongkok, yang uji cobanya dilakukan ilmuwan dari PT Bio Farma dan FK Unpad.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menuturkan, riset obat dan vaksin COVID-19 di dunia sudah dilakukan beberapa saat setelah wabah COVID-19 merebak di China.
“Riset obat dan vaksin di dunia sudah dilakukan sejak Januari 2020,” kata Masdalina Pane, dalam webinar baru-baru ini.
Baca Juga:
Wapres Tinjau Simulasi Vaksinasi COVID-19 di Bekasi
Ia menegaskan, uji klinis vaksin merupakan tahapan selanjutnya bagi uji pra-klinis. Uji klinis terdiri dari 4 tahap di mana setiap tahapan dilakukan uji coba pada relawan manusia dalam jumlah yang beragam. Semakin tinggi tahapannya semakin besar jumlah relawan yang disuntik vaksin.
Calon vaksin COVID yang masuk tahap akhir uji coba, yakni fase 3, menurut Masdalina ada 11 jenis. Fase tiga ini selangkah lagi masuk fase 4, yaitu uji klinis yang melibatkan populasi sangat besar. Tentunya uji klinis ini harus mendapat persetujuan dari Badan POM dan pemerintah.
Termasuk, salah satu uji klinis vaksin COVID yang masuk fase 3 adalah vaksin Sinovac yang saat ini diujicobakan ke 1.620 relawan di Bandung.
“Tahapan uji klinis fase 0 sampai 4. Biasanya epidemolog berperan di fase 4 ketika vaksin sudah diberikan pada populasi dalam jumlah banyak, bukan pada populasi terbatas seperti pada fase 1 sampai 3,” terangnya.

Ia menegaskan, penelitian vaksin tentunya melalui rambu-rambu ilmiah yang harus dijalani tahap demi tahap. Penelitian juga diawasi otoritas bidang obat, yakni FDA atau BPOM dunia.
Menurutnya, saat ini riset vaksin di dunia sangat massif, bahkan lebih massif dibandingkan penelitian obat COVID-19.
Ia mencatat, ada 230 calon vaksin yang masuk tahap pra-klinik. Tahap ini merupakan fase sangat awal dalam suatu penelitian.
Pada tahap pra-klinik, calon vaksin diujicobakan pada tumbuhan dan hewan. Selanjutnya Masdalina menyebut ada 35 vaksin yang masuk fase 1 uji klinis. Jumlah ini terjadi dalam rentang September-Oktober 2020. (Iman Ha/Jawa Barat).
Baca Juga:
Vaksin Akhiri Wabah Maut Hitam di Priangan Jabar