UGM Usulkan 4 Strategi Sistem Pertanian Terpadu

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 05 April 2018
UGM Usulkan 4 Strategi Sistem Pertanian Terpadu

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada. Foto: ist

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengusulkan pembangunan 4 strategi sistem pertanian yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan berkesinambungan atau yang dikenal sebagai sistem pertanian terpadu (integrated farming system).

"Empat strategi integrated farming system ini ditujukan untuk perbaikan nasib dan kesejahteraan petani di Indonesia,” ujar Dekan Fapet UGM Prof. Dr. Ali Agus, DAA, DEA dalam keterangan tertulisnya, hari ini.

Prof Ali mengatakan, permasalahan stunting terjadi akibat kemiskinan yang dialami masyarakat Indonesia. Padahal, sekitar 60% penduduk Indonesia menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan bekerja sebagai petani, buruh tani, pekebun, peternak dan nelayan.

“Meskipun kehidupan sehari-hari mereka sangat dekat dengan sumber daya alam, kesejahteraan mereka tidak kunjung datang, bahkan akhir-akhir ini semakin ironis dan semakin sulit. Karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat Indonesia mutlak diperlukan,” terang Prof Ali.

Kemiskinan Petani

Petani Indonesia, kata Prof Ali, hanya memiliki lahan sempit, yaitu kurang dari 0,3 hektare, terutama mereka yang berada di Pulau Jawa. Selain itu, sistem pertanian dalam negeri masih mengandalkan input produksi tinggi dan harga jual berfluktuasi. Akibatnya, petani berada dalam lingkaran kemiskinan yang tiada putus-putusnya.

Selain itu, lanjutnya, di berbagai belahan dunia, kaum marjinal dan terpinggirkan yang hidup dalam kondisi keterbatasan, kemiskinan, dan kefakiran umumnya adalah mereka yang hidup sebagai nelayan, petani, dan buruh tani.

“Petani dengan pendapatan rendah tidak akan mampu menabung, tidak mampu meningkatkan pendidikan dan keterampilan, sekaligus juga tidak mampu meningkatkan gizi keluarganya. Hal ini jadi permasalahan serius bagi masyarakat Indonesia, sehingga berpotensi meningkatkan angka stunting dan kurang gizi masyarakat,” papar Prof Ali yang pada Sabtu 31 Maret 2018 lalu dilantik oleh Ketum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI Purn. Moeldoko, menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah HKTI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sistem Terpadu

Salah satu usulan Fapet UGM dalam meningkatkan kesehatan gizi dan kesejahteraan petani adalah dengan menjalankan sistem pertanian terpadu. Tujuannya, untuk memperpanjang siklus biologis dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan.

“Yaitu setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai ekonomis. Baik keterpaduan pelaku, komoditas, maupun pengorganisasian,” kata Prof Ali menambahkan.

Prof Ali menambahkan, dalam sistem pertanian terpadu, ternak menjadi salah satu bagian penting karena menghasilkan bahan pangan berkualitas seperti telur (ayam, itik, puyuh), daging (ayam, puyuh, entok, kelinci, dan lain-lain) dan susu (sapi, kambing), yang bisa dikonsumsi anak-anak guna mencukupi kebutuhan gizi mereka.

Empat Strategi

Lebih jauh, Prof Ali menjelaskan, 4 strategi menuju integrated farming system. Pertama, meningkatkan variasi sumber-sumber pendapatan petani. Untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan keluar dari lingkaran kemiskinan adalah dengan cara mengembangkan sistem pertanian nirlimbah yang ekonomis, ekologis, dan berkelanjutan.

Kedua, menurunkan biaya produksi, dengan penggunaan bahan organik yang berasal dari ternak atau hasil sisa pertanian, akan sangat membantu untuk mempertahankan kesuburan tanah.

Ketiga, optimalisasi pemanfaatan lahan secara bijak. Sebab di dalam sistem pertanian terpadu, upaya-upaya intensifikasi tidak harus ditinggalkan guna mencapai produktivitas pertanian sebagai penghasil pangan dalam skala besar sepanjang tetap mempertahankan aspek konservasi lahan dan tanah.

“Selain itu, aspek biaya produksi dapat murah, kompetitif, dan terjangkau. Dengan demikian, sistem pertanian terpadu baik diaplikasikan pada lahan subur maupun lahan marjinal, akan mengoptimalkan fungsi lahan sehingga mampu membantu peningkatan pendapatan petani,” ungkap Prof Ali.

Keempat, pengembangan kelembagaan yang terpadu, sebab keterpaduan tidak hanya dari segi teknis pertanian, tetapi juga kelembagaan yang mantap untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

“SDM yang mampu mengintegrasikan sistem pertanian dan peternakan serta perikanan yang efisien, sehingga kemakmuran petani secara nyata dapat ditingkatkan,” kata Prof Ali menutup keterangannya.

Data Pemerintah

Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, hingga saat ini ada 9 juta anak mengalami stunting atau kekurangan gizi, baik di perdesaan maupun perkotaan. Jika terus dibiarkan stunting dapat merugikan ekonomi Indonesia, hingga mencapai Rp 300 triliun per tahun.

“Diharapkan SDM Indonesia mampu bersaing di era ekonomi digital yang memerlukan penguasaan teknologi dan skill yang tinggi, serta memutus mata rantai kemiskinan antar-generasi," kata Bambang.

#Universitas Gadjah Mada #Pertanian
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil
Mengingatkan agar penggunaan anggaran yang besar itu benar-benar diarahkan secara efektif dan berorientasi hasil.
Dwi Astarini - Minggu, 12 Oktober 2025
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil
Indonesia
Ingin Petani Sejahtera, PDIP Dorong Petani Punya Lahan Melalui UU Pokok Agraria
Tantangan global terkait pangan dan perubahan iklim akan mendorong kelahiran petani-petani muda di Indonesia.
Dwi Astarini - Kamis, 25 September 2025
Ingin Petani Sejahtera, PDIP Dorong Petani Punya Lahan Melalui UU Pokok Agraria
Indonesia
Hari Tani Nasional, Petani Karanganyar Soroti Pemetaan Tanah Telantar hingga Subsidi Biaya Produksi
Hari Tani Nsional jadi momentum penting untuk menegaskan kembali cita-cita UUPA 1960.
Dwi Astarini - Kamis, 25 September 2025
Hari Tani Nasional, Petani Karanganyar Soroti Pemetaan Tanah Telantar hingga Subsidi Biaya Produksi
Indonesia
Regenerasi Petani Mendesak, Tantangan Lahan hingga Teknologi masih Membelit
Banyak petani awalnya ragu bahkan kehilangan rasa percaya diri.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Regenerasi Petani Mendesak, Tantangan Lahan hingga Teknologi masih Membelit
Indonesia
Hari Tani Nasional Jadi Momentum Wujudkan Kedaulatan Pangan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menekankan pangan merupakan soal kemanusiaan sekaligus kedaulatan bangsa.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Hari Tani Nasional Jadi Momentum Wujudkan Kedaulatan Pangan
Indonesia
Hari Tani Nasional, saatnya Dorong Kebangkitan dan Kemandirian Petani lewat Bibit Lokal
Mengutip pernyataan penting dari Bung Karno soal pangan sebagai penyangga tatanan negara.
Dwi Astarini - Rabu, 24 September 2025
Hari Tani Nasional, saatnya Dorong Kebangkitan dan Kemandirian Petani lewat Bibit Lokal
Indonesia
Anggaran Pertanian Naik, PKB Sebut Harus Fokus ke Petani Milenial
Program kewirausahaan petani muda dan pendidikan pertanian perlu diperluas.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Anggaran Pertanian Naik, PKB Sebut Harus Fokus ke Petani Milenial
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
Reuni UGM yang dihadiri Jokowi ramai dibicarakan publik lantaran kegiatan itu disebut sebagai rekayasa.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 06 Agustus 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
Indonesia
Komisi VI DPR Minta Kementan Tingkatkan Pengawasan Bantuan Alat Pertanian
Pemerintah harus melakukan lebih daripada sekadar memberikan bantuan, tapi juga memastikan alat pertanian tepat sasaran. ?
Dwi Astarini - Selasa, 08 Juli 2025
Komisi VI DPR Minta Kementan Tingkatkan Pengawasan Bantuan Alat Pertanian
Indonesia
Indonesia Sediakan 20 Hektar Lahan Pertanian Buat Dikelola Bersama Dengan Palestina
Hal itu sebagai wujud perhatian langsung Presiden RI Prabowo Subianto terhadap Palestina, sekaligus kontribusi Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan pangan rakyat Palestina.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 07 Juli 2025
Indonesia Sediakan 20 Hektar Lahan Pertanian Buat Dikelola Bersama Dengan Palestina
Bagikan