UGM Kirim Tim Penanganan Gizi Buruk ke Asmat Papua

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 28 Januari 2018
UGM Kirim Tim Penanganan Gizi Buruk ke Asmat Papua
Tim UGM yang tergabung dalam Disaster Response Unit (DERU) terbang ke Agats, Asmat, Papua, untuk melakukan misi kemanusiaan. Foto: Humas UGM

MerahPutih.com - Tim UGM yang tergabung dalam Disaster Response Unit (DERU) terbang ke Agats, Asmat, Papua, untuk melakukan misi kemanusiaan. Tim yang terdiri dari 7 orang anggota civitas akademika UGM mmebawa misi membantu penanganan masalah gizi buruk.

Tim dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM, Rachmawan Budiarto, serta Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat, Nanung Agus Fitriyanto.

Rachmawan menuturkan pengiriman tim DERU UGM terdiri dari 2 gelombang. Gelombang pertama berangkat Rabu (24/1) dan gelombang kedua diberangkatkan pada Kamis (25/1).

Tiba di lokasi, tim langsung bersinergi dengan pemkab setempat, Kemenkes dan TNI dalam penanganan masalah gizi buruk dan berbagai dampaknya.

"Tim mendatangi beberapa distrik disana.lalu memasang sistim sel surya 200 WP di puskesmas setempat yang belum ada listrik," kata Rachmawan dalam siaran persnya di Yogyakarta, Minggu (28/1)

Rachmawan menggambarkan berbagai kendala ditemui tim di lapangan seperti minimnya transportasi dari Timika-Agats serta masih minimnya aliran listrik.

"PLN baru bisa menjangkau 2 dari 23 distrik yang ada. Kondisi sosial budaya suku Asmat memberi tantangan berat dalam peningkatan aspek kesehatan dan kesejahteraan," beber Rachman.

Untungnya penanganan kondisi darurat yang dilakukan oleh pemkab, TNI, Polri, Kemenkes, gereja, unsur adat, LSM, serta sejumlah institusi/lembaga lainnya telah berjalan baik.

Sementara itu Nanung mengatakan ada beberapa rekomendasi dari UGM untuk penanganan gizi buruk dilakukan di Agata. Diperlukan dukungan sistemik komprehensif kepada Kabupaten Asmat (tidak hanya Distrik Agats) sebagai tindaklanjut penanganan kondisi darurat gizi buruk. Selain itu, diperlukan program menengah, yakni pengiriman sejumlah tim multidisiplin dan tim medis kesehatan.

"Dalam waktu dekat pengiriman tim yang terdiri atas dokter spesialis, dokter umum dan dokter kesehatan masyarakat sangat diperlukan. Untuk program menengah perlu juga bersinergi dengan multi stakeholders dalam mendukung Kabupaten Asmat dalam pembangunan di sektor infrastruktur dasar, seperti listrik dan air bersih serta kesehatan lingkungan," ujarnya.

Seperti diketahui, hingga saat ini total yg meninggal dunia di Kabupaten Asmat adalah 70 orang yang terdiri atas 66 orang karena campak dan 4 orang karena gizi buruk.

Berita ini laporan Teresa Ika, kontributor merahputih.com, untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

#Universitas Gadjah Mada #Suku Asmat
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan