Ucapan Terakhir Adik Ipar Sebelum Ditembak Mati Wakapolres

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 06 April 2018
Ucapan Terakhir Adik Ipar Sebelum Ditembak Mati Wakapolres
Wakapolres Lombok Tengah Kompol Fahrizal. (Instagram AKBP Kholilur Rochman)

Merahputih.com - Wakapolres Lombok Tengah, NTB Kompol Fahrizal dengan sadis menembak mati adik iparnya Jumingan di rumah ibunya di Gang Keluarga, Jalan Tirtosari, Kelurahan Bantan, Medan, Sumatera Utara rabu (4/4) malam. Saat kejadian, Fahrizal tengah cuti dan pulang kerumah untuk menengok sang ibunda.

Sebelum penembakan terjadi, Fahrizal bertemu dengan ibunya dengan ditemani adik kandungnya, Heni dan juga Jumingan. Mereka saling berbincang di ruang tamu rumah. Sementara Hani bergegas menuju daput untuk membuat minuman.

Tanpa sebab yang jelas, Tiba-tiba Heni mendengar suara ribut di ruang tamu. Tak disangka, Fahrizal mencabut senjata api di sakunya dan menodongkan ke arah ibunya.

Sontak, Jumingan yang berada di ruang tamu bereaksi. Jumingan berusaha menenangkan Fahrizal dengan berkata, "Jangan, bang," kata Jumingan.

Namun, Fahrizal makin menjadi. Bukannya menurunkan senjata api di tangannya, Fahrizal justru balik menodongkan senjata apinya ke arah Jumingan.

Dor! Fahrizal melepaskan tembakan ke arah Jumingan. Adik iparnya itu pun jatuh ke lantai dengan bersimbah darah.

Melihat suaminya tewas ditembak, Heni panik. Ia lari ketakutan masuk ke dalam kamar. Fahrizal sempat mendatangi kamar tempat Heni bersembunyi dan memintanya keluar namun dicegah oleh ibunya.

Sejurus kemudian, Fahrizal pergi meninggalkan rumah. Tak berapa lama, Fahrizal menyerahkan diri ditemani sang ibu.

Usai diinterogasi Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Sumatera Utara, Fahrizal mengaku tak menyesal memberondong adik iparnya hingga tewas.

"Apakah dia menyesal? tidak. Biasa saja," kata Kapolda Sumatera Utara, Irjen Paulus Waterpau, kamis (5/3).

Bahkan saat diinterogasi, Fahrizal terlihat santai. Tidak ada kata penyesalan keluar dari mulutnya. "Tetapi, setelah bertemu dengan anak dan istrinya, barulah dia mulai menitikkan air mata," kata Paulus.

Dugaan sementara penembakan itu terjadi karena masalah keluarga. Dari hasil pemeriksaan ditemukan peluru bersarang di bagian kepala dan perut Jumingan.

Penyidik kini tengah meminta keterangan tiga saksi. Mereka adalah Heny Wulandari, dan Agung dan Elly. Ketiganya merupakan warga Jalan Tirtosari dan masih berhubungan kerabat dengan Fahrizal. Kasus ini juga tengah diselidiki oleh Mabes Polri.

Tentu banyak pihak yang kaget dengan apa yang diperbuat Kompol Fahrizal. Terutama bagi keluarga besar Polri. Pasalnya, Fahrizal tercatat sebagai polisi yang berprestasi.

Sejumlah prestasi pernah diraih Fahrizal. Jabatan strategis juga pernah diembannya. Di antaranya adalah Kasat Reskrim Polres Asahan; Kasat Reskrim Polres Labuhan Batu; Kasat Reskrim Polresta Medan; lalu Wakasat Reskrim Polrestabes Medan. Kini dia menjabat sebagai Wakapolres Lombok Tengah, NTB.

"Dia merupakan salah satu lulusan terbaik Akpol tahun 2003," Paulus Waterpauw. (ayp)

#Penembakan #Polisi
Bagikan
Bagikan