UBISOFT resmi menunda Avatar: Frontiers of Pandora dari jendela rilis 2022 menjadi sekitar 2023 atau 2024. Perusahaan mengumumkan hal itu sebagai bagian dari pelaporan pendapatan Q1 pada Kamis (21/7). Penundaan itu diputuskan untuk mendorong penyempurnaan gim seperti yang dilaporkan The Verge.
“Kami ingin menjadikan Avatar merek industri video gim. Penting bagi kami bahwa gim itu datang dengan sesuatu yang sempurna,” kata CEO Ubisoft Yves Guillemot pada rapat pelaporan pendapatan, Kamis (22/7).
Perusahaan pertama kali mengumumkan mengerjakan gim baru Avatar pada 2017, dan memulai debut trailer pertama pada 2021.
Baca juga:
Project Q, Game Battle Arena Terbaru Ubisoft

Tampaknya rencana awal Ubisoft adalah untuk merilis Frontiers of Pandora tahun ini bertepatan dengan debut Avatar: The Way of Air pada Desember. Namun sekarang, penggemar akan menunggu paling cepat hingga 2023 untuk menjelajahi Pandora di game garapan Ubisoft itu.
Avatar: Frontiers of Pandora adalah gim aksi-petualangan first-person yang berlatar di Perbatasan Barat Pandora, digambarkan sebagai bagian dunia asing yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Pemain akan menjelajahi dunia yang hidup dan reaktif, yang dihuni oleh makhluk unik dan karakter baru, sekaligus mendorong kembali kekuatan RDA tangguh yang mengancam, menurut deskripsi resmi game. Game itu akan tersedia di Google Stadia, PlayStation 5, Windows PC, dan Xbox Series X.
Dalam laporan pendapatannya, Ubisoft juga mengatakan bahwa mereka akan mengungkapkan masa depan game Assassin's Creed pada bulan September, dan tengah berencana merilis game premium yang lebih kecil tanpa pemberitahuan, yang akan dirilis antara 2022-2024.
Baca juga:
CEO Ubisoft Relakan Potong Gaji hingga Rp4,8 milyar Imbas Masalah Finansial

Tahun ini, perusahaan masih akan merilis Mario + Rabbids: Sparks of Hope pada 20 Oktober dan simulator bajak laut Skull and Bones pada 8 November. Dalam kesempatan yang sama, perusahaan juga mengatakan telah membatalkan Splinter Cell VR, Ghost Recon Frontline, dan dua game lainnya yang belum sempat diumumkan.
Keputusan datang ketika Ubisoft mencoba memperbaiki nasibnya. Pasalnya penjualan seri Assassin's Creed dan Rainbow Six Siege lebih buruk dari yang diharapkan pada kuartal pertama, pemesanan bersihnya turun 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Bisnis Ubisoft tidak berkembang pesat, dan penundaan untuk game seperti Frontiers of Pandora hanya meningkatkan tekanan untuk memangkas biaya. (waf)
Baca juga:
Game Showcase Ubisoft Digelar September 2022