Headline

Tuntut Kontrol Kepemilikan Senjata, Ratusan Ribu Warga AS Turun ke Jalan

Eddy FloEddy Flo - Minggu, 25 Maret 2018
Tuntut Kontrol Kepemilikan Senjata, Ratusan Ribu Warga AS Turun ke Jalan
Para murid dan pendukung kontrol senjata api mengadakan "March For Our Lives" untuk menuntut kontrol senjata api di Washington, Amerika Serikat (ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis)

MerahPutih.Com - Senjata api menjadi masalah yang sangat serius bagi warga Amerika Serikat. Banyak kekerasan dan pembunuhan yang bermula dari penggunaan senjata api.

Kasus penembakan di sekolah dan sejumlah tempat umum di AS diduga karena kurangnya kontrol terhadap kepemilikan senjata api. Tidak ingin banyak korban berjatuhan lagi, ratusan ribu warga Amerika Serikat melakukan pawai dan aksi protes menyerukan kontrol terhadap kepemilikan dan penggunaan senjata api.

Aksi protes tersebut berlangsung di beberapa kota besar dan wilayah negeri Paman Sam itu. Hari Sabtu (24/3) waktu setempat, ratusan ribu warga Washington melakukan pawai dan menyerukan kontrol ketat atas senjata api, sekolah yang lebih aman, dan diakhirinya kekerasan dengan menggunakan senjata api.

Sambil meneriakkan bermacam slogan termasuk "Tak Pernah Lagi", dan "Apakah Saya Selanjutnya?", pemrotes berkumpul di Pennsylvania Avenue di Washington, yang menhubungkan Capitol Hill dengan Gedung Putih.

Pertemuan terbuka tersebut "March For Our Lives" diselenggarakan setelah Nikolas Cruz (19) menewaskan 17 orang dengan menggunakan senapan serang di satu sekolah menengah di Parkland, Negara Bagian Florida pada 14 Februari.

Penembakan itu telah memicu perdebatan di seluruh Amerika Serikat mengenai pemantauan senjata api, sementara banyak orang prihatin bahwa penembakan massal di sekolah menjadi peristiwa umum yang mengerikan.

Sementara itu, lebih dari 800 peristiwa serupa digelar di seluruh kota besar di negeri tersebut pada hari yang sama, termasuk di Kota Besar Los Angeles, Boston, Philadelphia, New York City dan Parkland.

Di New York, ribuan remaja, guru dan orang tua,tak mempedulikan udara dingin dan turun ke jalan untuk memperlihatkan dukungan mereka buat pawai siswa di seluruh negeri itu. Mereka menyeru Kongres AS agar mensahkan peraturan lebih ketat mengenai pemantauan senjata api.

Pawai tersebut dimulai dengan pertemuan terbuka di dekat Central park. Selama keciatan itu, mengheningkan cipta dilakukan sementara nama ke-17 korban yang tewas dalam penembakan di sekolah dibacakan di Parkland.

Kemudian pemrotes --sambil memegang bermacam tanda termasuk "Cukup Sudah Cukup", "Kami lah Perubahan", "Kekerasan Bersenjata menyakitkan", dan "Saya Guru BUKAN Penjaga Keamanan"-- berjalan di sepanjang jalan menuju tengah kota Manhattan.

Sebagaimana dilansir Antara dari Reuters, pawai tuntutan pengetatan kepemilikan senjata juga berlangsung di Chicago. Ribuan orang berkumpul di Union Park untuk ikut dalam demonstrasi guna menentang kekerasan dengan melibatkan senjata api.

Walaupun temperatur hanya dua derajat Celsius pada hari itu, udara dingan tetap saja tak bisa menghentikan orang ikut dalam pertemuan terbuka tersebut.

Di panggung pertemuan terbuka, beberapa pelajar berbicara mengenai penembakan dan korban yang terjadi di sekitar mereka dan menyerukan hukum pemantaun senjata yang lebih ketat.

Di Kota Sanfrancisco di pantai barat AS, ribuan orang berdemonstrasi untuk menganjurkan pemantauan senjata api.

Pemrotes berpawai di sepanjang jalan di Kota Burlingame, sekitar 44 kilometer di sebelah selatan San Francisco, sambil meneriakkan slogan dan mendesak pendukung mereka di kedua sisi jalan untuk mendukung protes mereka terhadap kejahatan yang melibatkan penggunaan senjata api.

"Saya selalu mendengar kejahatan yang berkaitan dengan senjata api, dan demikian banyak orang yang tewas. Sekarang waktunya untuk bertindak," kata seorang pelajar sekolah menengah yang bernama Danny.

Ia mengatakan Pemerintah AS perlu memiliki keberanian untuk mengesahkan peraturan baru yang akan membantu mengendalikan senjata api dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.(*)

#Senjata Api #Amerika Serikat
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan