Musik

Tuan Tigabelas Suarakan Isu Kekerasan Seksual Lewat ‘Enola’

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Minggu, 12 Desember 2021
Tuan Tigabelas Suarakan Isu Kekerasan Seksual Lewat ‘Enola’
Tuan Tigabelas suarakan isu kekerasan seksual lewat lagu. (Foto: Instagram@tuantigabelas)

DATA Komnas Perempuan dalam Catatan Tahunan (CATAHU) 2020 menunjukkan, dalam 12 tahun terakhir kekerasan terhadap perempuan meningkat hingga 792 persen. Artinya kekerasan terhadap perempuan Indonesia meningkat hampir delapan kali lipat.

Melihat kondisi memilukan tersebut, Tuan Tigabelas bersama Sickness MP serta Njet dan Boris dari The Flowers, mencoba merangkai kumpulan lirik berdasarkan kisah teman-teman perempuan yang mengalami kekerasan di ranah pribadi, dalam lagu berjudul Enola.

Baca juga:

Film Negeri Aing Menceritakan Fenomena Kekerasan Terhadap Perempuan

Lagu Enola juga disuguhkan dalam bentuk visual berupa video musik berdurasi 5.12 menit. Video tersebut ditampilkan dengan sebuah peringatan, karena di dalamnya terdapat materi yang cukup sensitif bagi beberapa penonton di dalamnya. Sehingga disarankan untuk bijak sebelum memutar video garapan Agung Dirawan tersebut.

Dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih, Jumat (10/12) para kolaborator yang tergabung dalam Enola ingin mengangkat cerita dari korban kekerasan seksual.

“Walau sudah banyak anak perempuan dan perempuan yang berhasil keluar dari lingkaran kekerasan. Namun, isu ini masih menjadi femonema gunung es. Dapat diartikan kondisi perempuan Indonesia jauh mengalami kehidupan yang tidak aman,” terang rapper yang akrab di sapa Upi tersebut.

"Masih banyak juga perempuan yang masih belum berdaya disebabkan ketiadaan Lembaga tempat korban melapor atau ketidakpercayaan masyarakat terhadap Lembaga yang tersedia," lanjutnya.

Baca juga:

Tuan Tigabelas Bagikan Cerita Tempat Asalnya di Lagu ‘Westside’

Tuan Tigabelas Suarakan Isu Kekerasan Seksual Lewat ‘Enola’
Artwork lagu 'Enola'. (Foto: Istimewa)

“Semoga Enola menjadi pengingat supaya bersama-sama kita bisa setop siklus ini dan memutus mata rantai kekerasan. Dimulai dari tidak melakukan kekerasan, kenali bentuk kekerasan seksual, berani melapor, dan mendukung serta mendampingi para penyintas,” harapnya.

Hal ini juga tidak lepas dari Pandemi COVID-19, di mana mobilitas istri, perempuan, dan anak perempuan terbatas. Sehingga mereka kesulitan mengakses lembaga layanan yang mengalami penutupan dan sistemnya berubah menjadi daring.

Karya terbaru dari Tuan Tigabelas tersebut juga sebagai aksi dalam mendorong disahkannya payung hukum yang berpihak pada para penyintas, yaitu RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual untuk membuat perempuan merasa aman di ruang manapun. Serta tidak mengabaikan substansi atau hal-hal prinsip terkait pencegahan, hukum acara pembuktian, pemulihan dan perlindungan hak-hak korban. (far)

Baca juga:

Chelsea Islan dan Defia Rosmaniar Berkampanye anti Kekerasan Terhadap Perempuan

#Tuan Tigabelas #Musik #Musik Indonesia #Musisi Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Febrian Adi

part-time music enthusiast. full-time human.
Bagikan