Tren Kenaikan Bitcoin Tetap Kuat


Inflasi secara umum diperkirakan akan terkendali dari bulan ke bulan. (Foto: Unsplash/Dmytro Demidko)
HARGA Bitcoin (BTC) masih bertengger di kisaran USD 35 ribu (sekitar Rp 549 juta), menunjukkan tren kenaikan yang melambat. Namun, para analis masih yakin bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk bergerak ke atas, didukung oleh beberapa faktor, termasuk akumulasi Bitcoin yang konsisten dan lingkungan makroekonomi yang lebih akomodatif.
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan bahwa, salah satu faktor yang mendukung harga Bitcoin adalah akumulasi Bitcoin yang konsisten oleh investor jangka panjang. Menurut data Glassnode, jumlah Bitcoin yang dimiliki oleh investor jangka panjang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
"Pasokan Bitcoin sangat terbatas, dan sebagian besar BTC dimiliki oleh orang-orang yang berencana untuk menyimpannya untuk jangka waktu yang lama. Akibatnya, ada peningkatan yang luar biasa dalam jumlah Bitcoin yang diakumulasi oleh orang-orang ini seiring berjalannya waktu. Hal ini menyebabkan harga Bitcoin masih kuat," kata Fyqieh, dalam keterangan pers yang diterima.
Baca juga:

Faktor lainnya yang mungkin mendukung harga Bitcoin adalah nada dovish yang disampaikan oleh beberapa pejabat The Fed. Dovish dalam konteks ini mengacu pada sikap Fed yang cenderung lebih memilih kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini biasanya berdampak positif terhadap aset berisiko seperti saham dan kripto karena menurunkan daya tarik investasi pada aset yang dianggap lebih aman seperti obligasi.
"Meski demikian, meski ada nada dovish tersebut, Bitcoin tampaknya memilih untuk bergerak sideways atau mendatar, menunjukkan ketidakpastian pasar. Para investor sepertinya memilih untuk bersikap hati-hati menjelang perilisan data inflasi Amerika Serikat dan kabar potensi penutupan (shutdown) pemerintah AS," lanjutnya.
Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Oktober 2023 akan dirilis pada 14 November 2023. Inflasi secara umum diperkirakan akan terkendali dari bulan ke bulan. Namun, tren yang mendasarinya mungkin masih mengkhawatirkan Federal Reserve menjelang keputusan suku bunga berikutnya yang dijadwalkan pada tanggal 13 Desember.
Baca juga:

Fyqieh memprediksi bahwa pergerakan Bitcoin di atas USD 36 ribu (sekitar Rp 564 juta) kemungkinan besar akan segera terjadi, didorong oleh akumulasi BTC yang konsisten ditambah dengan lingkungan makroekonomi yang lebih akomodatif terhadap aset-aset berisiko dengan pesan The Fed yang dovish dan optimisme atas persetujuan beberapa produk ETF Bitcoin spot dalam waktu dekat.
"Bitcoin telah menunjukkan tren kenaikan yang kuat dalam beberapa pekan terakhir. Penembusan di atas USD 36 ribu (sekitar Rp 564 juta) dapat memperkuat tren ini dan membuka jalan bagi BTC untuk mencapai level USD 40 ribu (sekitar Rp 627 juta) dan USD 45 ribu (sekitar Rp 706 juta) pada akhir 2023," tutup Fyiqieh. (and)
Baca Juga:
Harga Bitcoin Diprediksi akan Terus Anjlok, Mungkinkah?
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Bobby The Cat, Meme Coin Solana dengan Visi Filantropi Berkelanjutan

Main Kripto Jadi Lebih Mudah Lewat HP, Begini Cara Unduh Aplikasinya di Android

Cermat Memilih Aplikasi Crypto Wallet: Ketahui Fitur, Jenis, hingga Tips Aman Penggunaannya

Pintu Hadirkan Crypto Museum di Festival Crypto Terbesar di Asia

Pintu Hadirkan Imbal Hasil Kripto Hingga 25% Lewat Fitur Baru Ini

Aturan Anyar Pajak Kripto: Pajak Penghasilan 0,21 Sampai 1 Persen Per Transaksi, PPN Tidak Dikenakan Lagi

Tricourt Cup 2025 Guncang Dunia Olahraga, Satukan 25 Perusahaan Raksasa Indonesia

Kembali Cetak Rekor, Bitcoin Tembus ATH 121 Ribu Dolar AS

Cara Gampang Cuan di Tengah Euforia Bitcoin yang Cetak Rekor Tertinggi

Bareskrim Polri Bongkar TPPO Jaringan Internasional Modus Admin Kripto
