PANDEMI virus corona saat ini sedang melanda berbagai negara di dunia, termasuk di Amerika yang tengah memasuki musim semi. Hal itu menyebabkan sejumlah toko yang menjual bahan kebutuhan pokok pun laris manis, hingga banyak barang yang kosong.
Hal itu tak lepas dari kekhawatiran kekurangan makanan dari para pembeli ditengah pandemi ini. Namun, di samping itu, ada beberapa masyarakat yang tak lantas memborong makanan, melainkan terbesit ide untuk berkebun di tengah pandemi.
Baca Juga:
Disaat pandemi berlangsung pada musim tanam atau musim semi di AS. Orang-orang yang tak terbiasa berkebun mulai banyak yang memesan benih. Hal itu diketahui dari para penjual benih, dimana mereka mengaku omsetnya mengalami lonjak yang sangat drastis, seperti yang dilansir dari laman People.
"Dalam 20 tahun terakhir, baru kali ini tercatat penjualan sebanyak ini, ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kami akan melakukan yang terbaik yang kami bisa," ucap Dave Thompson, Direktur penjuaalan dan operasional perusahaan benik organik Seeds of Change di Rancho Dominguez, California.
Setiap minggu, toko retail harus beradaptasi dengan aturan dan batasan baru. Dimana harus menutup buka pintu guna mengontrol jumlah pelanggan di dalamnya.
Melihat hal itu, Thompson memperkirakan penjualan akan turun, tetapi pelanggan tetap mau menunggu untuk masuk, dan penjualan benih naik hingga empat kali lipat dari tahun lalu. Ia menarik kesimpulan bahwa sudah jelas jika para konsumen ingin berkebun.

Selain Thompson, pemilik perusahaan benih True Leaf Market, Parker Garlitz juga merasakan hal yang sama, yakni kenaikan penjualan yang drastis.
"Paruh terakhir Februari tidak seperti biasanya kuat, tetapi tidak ada yang menonjol, tetapi saat Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan virus korona sebagai pandemi pada 11 Maret, sesudah tanggal itu volume pesanan kami benar-benar sangat meningkat," ucap Parker Garlitz, Founder True Leaf Market di Salt Lake City.
Pada puncak permintaanya, The Leaf Market mengalami lonjakan hingga 7.000 pesanan. Hingga membuat pihak keluarga dan teman-teman si pemilik datang untuk membantu.
Namun meski toko tersebut mengalami lonjakan, The Leaf Market tetap membagi shift bagi para karyawannya, agar mereka tetap bisa menjaga kesehatan.
Adapun beberapa benih yang paling banyak dicari oleh pembeli The Leaf Market yakni kacang-kacangan dan gandum. Tetapi banyak juga yang membeli beberapa varietas sayuran, seperti kembang kol ungu, oranye atau hijau.
Disamping itu, pemilik perusahaan perkebunan Plant Land, Jorgensen Matt menuturkan jika tak pernah mengira jika banyak orang yang meletakan tangan mereka di tanah untuk menanam sayuran di kebun saat ini, ditengah pandemi virus Corona.
"Ini merupakan awal menanam di daerah ini, banyak orang yang membeli benih dan menanamnya dirumah. Mereka takut kehabisan bahan makanan. dan Saya baru saja mendapat pesanan terbesar yang pernah saya lihat dalam 52 tahun di bisnis ini, yaitu permintaan bibit sayuran," jelas Matt.
Baca Juga:
Selain lonjakan permintaan yang dirasakan oleh para pengusaha benih, seorang pembuatan perhiasaan bernama Gabrielle Friedman yang juga berkebun di saat pandemi virus Corona.
Friedman menanam benih pada halaman belakang rumahnya, dan membuat kompos dari sisa-sisa berkebun. Rupanya selain bisa menjaga stok pangan, berkebun juga membuat Friedman tak merasa khawatir berlebihan terhadap pandemi.
"Saat situasi seperti ini, melihat sesuatu tumbuh dan berkembang sangat menyebuhkan saya, dengan berkebun saya menjadi tak memikirkan COVID dan apa yang sedang terjadi," tutur Friedman.

Friedman tak menampik jika dia sangat khawatir tentang suaminya, seorang ahli anestesi yang terpapar saat menangani pasien virus corona. Friedman mengatatakan berkebun membuatnya tetap tenang ditengah kondisi ini.
"Melihat hal-hal tumbuh sangat membantu seperti sebuah terapi, setiap hari kamu melihat semua perubahan kecil, hingga akhirnya tak pergi berbelanja bahan makanan," lanjutnya.
Namun sejauh ini Friedman hanya memanen selada, sayuran dan herbal. Tapi setidaknya dia mengaku jika memiliki salad dari hasil berkebun untuk dikonsumsi. (Ryn)
Baca Juga: