Transplantasi Ginjal Tak Bisa Sembarangan Tak bisa sembarangan mendapatkan ginjal untuk ditransplantasikan. (Pixabay/mohamed_hassan)

KOMERSIALISASI donor ginjal menjadi momok menakutkan. Begitu banyak orang yang rela menjual ginjalnya demi mendapatkan sejumlah uang. Bahkan, untuk hal-hal sepele seperti membeli ponsel mahal dan memenuhi gaya hidup mewah membuat sebagian orang gelap mata menjual ginjalnya.

Fenomena jual ginjal menghasilkan anekdot gelap seperti "Duh tiket konser BLACKPINK mahal banget! Gue jual ginjal dulu deh" atau "otw jual ginjal buat beli iPhone 14 ProMax". Sekilas terdengar lucu, namun itu tidak lagi lucu jika akhirnya muncul korban jiwa. Misalnya, di Makassar dua orang pemuda membunuh bocah usia 11 tahun untuk mengambil ginjalnya.

Baca Juga:

Desa Shenshayba Bazaar, Desa Satu Ginjal

ginjal
Ginjal tak bisa tiba-tiba ditransplantasi ke orang lain. (Unsplash/Robina Weermeijer)

Data dari Urology Center terungkap bahwa sebanyak 91% penyebab calon donor tidak direkomendasikan karena alasan komersialisasi. Sementara 7% karena alasan psikiatri (tidak cakap mental/gangguan kejiwaan) dan 2% lainnya karena pertimbangan etikolegal.

Hal itu tentu menimbulkan keprihatin tersendiri bagi banyak orang khususnya Ketua ASRI Urology Center, Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U (K). Menurutnya, rendahnya literasi masyarakat membuat mereka gelap mata membunuh anak yang tidak bersalah demi uang. Padahal, untuk menyumbangkan ginjal ada prosedurnya.

"Supaya ginjal yang didonorkan bisa dipakai perlu dipastikan cocok dulu. Enggak bisa tiba-tiba kita dapat ginjal langsung dipakai," jelasnya. Ginjal yang tidak sesuai dengan pasien tentunya akan menghasilkan penolakan dari tubuh pasien yang berisiko pada kematian.

"Tidak akan ada rumah sakit yang menerima ginjal enggak jelas. Itu cuma ada di film-film aja. Enggak bisa ginjalnya di ambil di mal terus dibawa ke rumah sakit terus dipakai oleh pasien," katanya. Kalaupun ada kecocokan antara ginjal pendonor dengan penerimanya, operasi perlu dilakukan oleh ahlinya.

Lantas bagaimana mencegah supaya komersialisasi ginjal tidak terjadi? Caranya tentu saja dengan pendidikan dan meningkatkan literasi pada masyarakat.

Selain itu, dari segi pemerintah perlu adanya regulasi yang jelas yang diatur oleh Komisi Transplantasi Nasional (KTN). KTN menjadi lembaga yang bertugas untuk mengatur siapa yang mendaftar jadi pendonor, siapa resipien (penerima), hingga bisakah orang yang belum pernah mendonorkan jadi pendonor.

Baca Juga:

Mengenal Etilena Glikol, si Penyebab Gagal Ginjal

ginjal
Adanya keterbatasan literasi yang membuat pemahaman tentang transplantasi ginjal belum jelas sepenuhnya. (Freepik/kuprevich)

KTN akan memeriksa golongan darah dan data-data standar calon pendonor. Di waktu yang tepat, calon pendonor bisa menjadi pendonor. "Sayangnya KTN ini belum berfungsi 100% baru ditahap membuat aturan-aturan," jelasnya.

Sementara rumah sakit punya peran penting dalam mensosialisasikan donor ginjal. Tim advokasi rumah sakit juga bisa melakukan seleksi untuk menghindari oknum pendonor.

"Teman-teman dari tim advokasi tahu betul cara menyeleksi pada saat mewawancarai calon pendonor. Mereka akan mewawancarai calon pendonor berkali-kali. Psikiater forensik bisa menilai apakah jawaban dari calon pendonor konsisten," urainya.

Dokter Rasyid menyebutkan bahwa tim advokasi punya standar yang mereka lakukan sehingga rumah sakit bisa terjaga dari komersialisasi ginjal. "Kita bisa membuat barrier yang baik sehingga oknum-oknum itu tersingkir dari proses menjadi donor."

Upaya tersebut berhasil menekan angka komersialisasi ginjal di rumah sakit. Dari data milik Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U (K) terungkap bahwa angka komersialisasi ginjal mengalami penurunan drastis. Di tahun 2021 calon pendonor yang tidak direkomendasikan karena alasan komersialisasi mencapai 31 orang. Sementara di tahun 2022 tidak ada pendonor yang ditolak karena alasan komersialisasi. (avia)

Baca Juga:

Tidak Bisa Sembarangan, Transplantasi Ginjal Ada Tahapannya

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Mengenal Ketangguhan Ban Champiro SX-R di GIIAS 2022
Fun
Mengenal Ketangguhan Ban Champiro SX-R di GIIAS 2022

Ban balapan nan bisa digunakan untuk harian.

Banyak Teman tak Berarti Bahagia
Hiburan & Gaya Hidup
Banyak Teman tak Berarti Bahagia

Punya teman dekat lebih baik untuk kesehatan mental.

USB 4 Versi 2.0 Mampu Capai Kecepatan Hingga 80 GB per Detik
Fun
USB 4 Versi 2.0 Mampu Capai Kecepatan Hingga 80 GB per Detik

USB 4 Versi 2.0 bisa menjadi salah satu konektor tercepat yang pernah kita lihat sejauh ini.

Livingroom Kembali dengan Single 'Stupid'
ShowBiz
Livingroom Kembali dengan Single 'Stupid'

Livingroom perkenalkan karya terbaru di awal 2023

My Ami Buggy, Mobil Mungil nan Laris Manis
Hiburan & Gaya Hidup
My Ami Buggy, Mobil Mungil nan Laris Manis

Terjual 50 unit dalam 18 menit saja.

Inspirasi Konten Foto Menggunakan Samsung Galaxy S23
Fun
Inspirasi Konten Foto Menggunakan Samsung Galaxy S23

Samsung Galaxy S23 Series punya fitur fotografi yang menarik.

Kiat Jaga Keselamatan di Tempat Wisata Ramai
Fun
Kiat Jaga Keselamatan di Tempat Wisata Ramai

Kiat menjaga keselamatan ketika berada di tempat wisata yang ramai.

Kembali Digelar, ARTBOX 2023 Siap Hadirkan 300 Vendor Baru
Fun
Kembali Digelar, ARTBOX 2023 Siap Hadirkan 300 Vendor Baru

Setelah hiatus selama tiga tahun ARTBOX kembali hadir untuk pencinta gaya hidup.

Lagi, Balapan Isle of Man TT Memakan Korban
Fun
Lagi, Balapan Isle of Man TT Memakan Korban

Olivier Lavorel tewas saat balapan Sidecar.

ChatGPT untuk iOS Kini Tersedia di 33 Negara, Apakah Indonesia Termasuk?
Fun
ChatGPT untuk iOS Kini Tersedia di 33 Negara, Apakah Indonesia Termasuk?

Berbagai negara di Asia kedapatan aplikasi ChatGPT untuk iOS, kecuali Indonesia.