MerahPutih.com - Penambahan kasus positif COVID-19 varian Omicron di Indonesia terus terjadi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PMl) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengumumkan, per Senin (17/1), total kasus Omicron yang tercatat mencapai 840 orang.
Dari keseluruhan, 79 persen sudah divaksinasi lengkap.Karenanya, mayoritas yang terpapar Omicron bergejala COVID-19 ringan bahkan tanpa gejala.
Baca Juga:
Transmisi Lokal Omicron Meningkat, Wagub DKI Minta Kerja Sama Warga
Penemuan kasus Omicron hingga kini masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), lantaran jumlah wisatawan terus meningkat.
Sementara angka kasus probable Omicron cukup banyak, berkisar di 1.800 hingga 2 ribu pasien COVID-19.
Nadia belum bisa memastikan berapa banyak dari jumlah tersebut yang dipastikan terkonfirmasi Omicron. Sebab, perlu dilakukan whole genome sequencing (WGS) lebih lanjut.
"Kalau kita melihat jumlah yang probable masih 1.800 sampai 2 ribu kasus ya, di mana kalau transmisi lokal itu sudah kami identifikasi ada 174 kasus," kata dia dalam webinar Vaksin Booster Hindari Gelombang Ketiga, Selasa (18/1).
Lalu, dari PPLN ada penambahan dari jumlah varian Omicron, menjadi 609.
"Masih ada 57 kasus yang kami lakukan penyelidikan epidemiologinya apakah ini lokal atau PPLN," lanjut Nadia.
Nadia menegaskan, vaksin COVID-19 baru bekerja maksimal setelah disuntikkan sebanyak dua dosis, tak cukup hanya satu dosis.
"Masyarakat yang sudah mendapatkan dosis pertama ini harus segera mengakses dosis kedua karena tidak cukup hanya dengan satu dosis," kata Nadia.
Baca Juga:
Wagub DKI Sebut WNI dari Luar Negeri Berpotensi Terpapar Omicron
Bahkan, lanjut Nadia, saat ini pemerintah tengah memulai vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster yang sifatnya tidak wajib namun penting untuk meningkatkan antibodi melawan COVID-19 yang terus bermutasi.
"Nah jadi jangan sampai kita menunda-nunda dosis kedua, atau bahkan menunda dosis pertama atau menunda vaksinasi," ucapnya.
Dia juga meminta keluarga untuk mendorong kelompok lansia untuk segera divaksin karena mereka adalah kelompok yang rentan dengan kematian jika terinfeksi COVID-19.
"Lansia ini baru 70 persen yang mendapatkan vaksinasi, dan baru 45 persen atau sekitar 10 juta yang mendapatkan dosis secara lengkap," tuturnya.
Pemerintah juga telah menyuntikkan 176,365,995 dosis (84.68 persen) vaksin pertama dan 119,774,308 dosis (57.51 persen) vaksin kedua kepada masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara total sasaran vaksin adalah 208.265.720 atau 70 persen warga Indonesia yang ditargetkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi harus selesai dalam waktu satu tahun untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. (Knu)
Baca Juga:
Kasus Harian COVID-19 Saat Libur Nataru Melonjak Tajam Gegara Omicron