MerahPutih.com - Jelang pergantian tahun, peningkatan COVID-19 bisa terjadi di tengah tingginya mobilitas warga untuk bepergian.
Namun, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril mengungkapkan, Indonesia masih berada di Level 1 transmisi komunitas.
Transmisi komunitas atau community transmission adalah level penularan COVID-19 yang terjadi dalam suatu lingkungan tertentu dan sudah menyebar di masyarakat.
Baca Juga:
4.977 Warga Terinfeksi COVID-19 pada Hari Pertama Bulan Desember
Biasanya, penularan komunitas ini terjadi pada lokasi yang tidak diprediksi, seperti lingkungan masyarakat.
Menurut Syahril, dalam sepekan terakhir tren kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan, yang disertai penurunan tren perawatan di rumah sakit.
"Dalam tujuh hari terakhir rata-rata 5.025, terjadi penurunan 21,2 persen," ujar Syahril kepada wartawan di Jakarta, Senin (5/12).
Lalu, rawat inap di rumah sakit 10,9 persen.
Tren perawatan rumah sakit di ruang isolasi lanjut Syahril, per tanggal 1 Desember terdapat penurunan sebanyak 5,76 persen.
Meskipun terjadi penurunan kasus COVID-19, namun angka kematian akibat COVID-19 mengalami fluktuasi.
Dari rata-rata mingguan sebanyak 46 orang, terjadi kenaikan sebanyak 54 orang pada 1 Desember 2022, diiringi dengan peningkatan positivity rate.
Kasus COVID-19 saat ini masih didominasi di Pulau Jawa dan Bali dengan proporsi kasus mencapai 90,63 persen.
Sementara proporsi kasus di luar pulau Jawa dan Bali sebesar 9,3 persen.
Menurut Syahril, kondisi ini harus tetap menjadi perhatian, mengingat 17.442 pasien yang dirawat di RS pada periode 4 Oktober sampai 21 November memiliki gejalanya sedang, berat hingga kritis.
"Di mana 71 persen pasien belum mendapatkan booster," ungkap Syahril.
Baca Juga:
5 Ribu Lebih Warga Terpapar COVID-19 dalam 24 Jam, Didominasi Jakarta
Seperti 2.449 pasien meninggal dunia pada periode yang sama, di mana 82 persen di antaranya juga belum mendapatkan vaksin booster COVID-19.
"Kematian tertinggi pada kelompok lansia dan 50 persen lansia ini belum mendapatkan vaksinasi," jelas Syahril.
Pihaknya meminta semua pihak untuk bekerja bersama-sama untuk mempercepat Indonesia mencapai akhir pandemi. Salah satunya dengan bahu membahu meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19.
"Upaya vaksinasi menjadi bagian upaya atau strategi kita dalam mencapai atau menuju berakhirnya pandemi COVID-19," jelasnya.
Hingga saat ini, sudah lebih dari 442 juta vaksin COVID-19 disuntikkan kepada masyarakat Indonesia. Dengan rincian untuk vaksinasi pertama, lebih dari 203 juta atau 86.51 persen penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama.
Sementara lebih dari 173 juta masyarakat Indonesia atau 73 persen yang sudah mendapatkan dosis lengkap.
Untuk capaian booster pertama sebesar 28.32 persen. Sementara total booster kedua sebesar 3,88 persen.
Dari 514 Kabupaten/Kota, masih ada 261 Kab/Kota dengan cakupan dosis dua di bawah 70 persen.
"Ini menjadi PR bagi kita semua ada kab/kota yang belum mencapai bisa dilihat dari grafik. Ada 390 kab/kota dengan cakupan vaksinasi lansia kurang dari 70 persen," jelas Syahril.
Meskipun laju vaksinasi sempat mengalami penurunan pada bulan sebelumnya, mulai pertengahan November kemarin angka sudah mulai bergerak naik kembali ke pertengahan November yang lalu.
"Mudah mudahan vaksin ketiga dan keempat akan semakin meningkat untuk mencapai cakupan yang dicapai WHO 70 persen atau diatas 50 persen untuk vaksinasi booster, " tutup Syahril. (Knu)
Baca Juga:
Vaksinasi COVID-19 di Jakarta per 30 November Sudah 12.693.189 Orang