ORANG Jawa umumnya mengenal dua kali pelaksanaan Lebaran, yaitu Idul Fitri dan Lebaran ketupat. Lebaran Ketupat digelar pada 8 Syawal. Ketika 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis 13 Mei 2021, Lebaran Ketupat 2021 jatuh tepat hari ini, atau Kamis 20 Mei 2021.
Tradisi Lebaran ketupat diselenggarakan setelah menyelesaikan puasa Syawal selama 6 hari. Seminggu sebelum Lebaran Ketupat, umat muslim di Indonesia akan menjalankan puasa syawal yang hukumnya sunnah merujuk anjuran hadis.
BACA JUGA:
Minta Maaf Saat Halalbihalal Sekalian Pamer Barang Baru Biar Apa Sih?
Khatib Syuriah PWNU Jawa Timur Kiai Safrudin Syarif menjelaskan rujukan hadis itu menyebutkan,'Man shoma romadhona arabisitas min Syawal'. Artinya, barang siapa yang berpuasa Ramadan kemudian puasa enam hari maka dia seperti puasa satu tahun.
Muslim Indonesia, khususnya masyarakat Jawa pertama kali diperkenalkan perayaan Lebaran Ketupat oleh Sunan Kalijaga, salah stu dari 9 Wali penyebar Islam di tanah Jawa. Dia memperkenalkan dua istilah Bakda kepada masyarakat Jawa, Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.

Bakda Lebaran dipahami dengan prosesi pelaksanaan salat Id satu Syawal hingga tradisi saling kunjung dan memaafkan sesama muslim. "Kalau yang kedua itu bakda kupat dirayakan seminggu sesudah lebaran," kata Kiai Safrudin, dikutip dari laman resmi NU, Kamis (20/5).
Untuk makna ketupat, Kiai Safrudin memiliki arti berupa ngaku lepat dalam bahasa Jawa, atau mengaku salah. Setelah berpuasa orang itu sudah diampuni dosanya. "Kalau puasanya diterima maka dia meminta maaf sesama umat manusia supaya diampuni oleh Allah SWT," kata dia.
Bentuk ketupat dibungkus dengan janur yang artinya jaa nurun, jadi, datanglah cahaya Islam. Perumpamaanya beras yang asalnya satu-satu dibungkus. "Jadi, sebenarnya ulama-ulama kita itu sangat pandai untuk memberikan budaya yang sebenarnya ajaran Islam. Mereka tidak terasa kalau sebenarnya lebaran dua kali," imbuh Kiai Safrudin.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, terdapat aneka macam bentuk ketupat yang dimiliki tiap-tiap daerah yang juga memiliki arti dan maksud tersendiri. Sebut aja ketupat Bawang khas Madura, ketupat ini berbentuk persegi empat dan dianggap sebagai ketupat penyedap, sebagaimana bumbu masak berupa bawang.
Versi lainnya ada Ketupat Bebanci khas Betawi. Sesuai dengan namanya, ketupat bebanci adalah masakan dengan unsur utamanya adalah ketupat. Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah.
Adapula Ketupat Glabed yang dipopulerkan masyarakat Tegal, yang dimakan dengan kuah berwarna kuning kental. Penamaan ketupat ini pun berasal dari ucapan orang Tegal yang mengekspresikan kekentalan kuah ketupat tersebut dengan istilah glabed.

Lebaran Ketupat tak hanya dirayakan masyarakat Jawa, tetapi juga sampai ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Perayaan Lebaran Ketupat banyak dilakukan di kabupaten dan kota yang memiliki mayoritas umat muslim, misalnya Bolaang Mongondow, Minahasa, dan Manado. Di Kabupaten Minahasa, satu perkampungan yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, yakni Kampung Jawa Tondano, leluhur dari masyarakat tersebut memang berasal dari Pulau Jawa.
Tradisi di Tondano ini berawal dari ditangkapnya Kyai Modjo yang merupakan Penasehat Agama sekaligus Panglima perang dari Pangeran Diponegoro pada Perang Jawa (1825-1830). Pada 1828, Kyia Modjo kemudian dibawa ke Batavia (Jakarta saat ini).
Selanjutnya tangan kanan Diponegoro dan 63 orang pengikutnya itu diasingkan Belanda sebagai tahanan politik ke Pulau Celebes. Mereka ditempatkan di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulut. Oleh penduduk setempat dan sekitarnya, daerah ini kemudian dikenal dengan "Kampung Jawa Tondano" yang penduduknya merupakan keturunan dari Kyai Modjo dan 63 orang pengikutnya serta mayoritas beragama Islam.(aru)