Tradisi Gowok, Melatih "Kejantanan" Remaja Pria


Ilustrasi wanita Jawa (Foto: thefilosofi.blogspot)
Tahukah Anda, jika Indonesia memiliki tradisi yang dianggap tabu? Ya, di samping beberapa tradisi indah dan ekstrem, ada tradisi menyangkut seksualitas. Besar di tanah Jawa, tradisi tabu ini dinamakan Tradisi Gowok.
Tradisi ini bertujuan melatih "keperkasaan" pria. Dengan kata lain, Gowok merupakan tradisi yang membuat pria "pintar" saat menghadapi malam pertama dan urusan seksual.
Konon, tradisi ini berasal dari wanita asal Tiongkok bernama Goo Wook Niang. Ia yang membawa tradisi itu ke tanah Jawa. Sejak kedatangannya, dilakukanlah tradisi Gowok. Karena orang Jawa sulit melafalkan Goo Wook, maka disebutlah Gowok.
Gowok merupakan sebutan bagi seorang wanita yang mengajarkan seorang remaja yang hendak dewasa tentang kejantanan. Agar pria menjadi "jantan", gowok bertugas mengajarkan segala hal mengenai urusan "ranjang". Namun, bukan berarti landasan dari tradisi ini adalah hawa nafsu belaka, melainkan bertujuan agar remaja tersebut kelak bisa membahagiakan istrinya.
Masa di mana remaja lelaki dilatih keperkasaan oleh gowok ini disebut nyantrik. Masa ini berlangsung paling lama seminggu. Pada masa itu, remaja yang dilatih gowok akan diajarkan menjadi pria sejati. Tak hanya urusan ranjang, sang remaja juga akan diajari urusan rumah tangga, seperti cara memperlakukan istri dengan baik.
Biasanya bukan sang remaja yang ingin melakukan tradisi ini, melainkan ayah dari remaja tersebutlah yang menyewa jasa gowok agar anaknya bisa menjadi pria sejati. Tentu setelah menjalankan tradisi ini, sang remaja diharapkan bisa setidaknya memuaskan sang istri pada malam pertama.
Tradisi ini pernah diangkat dalam beberapa novel. Pada tahun 1982 ada sebuah novel karya Ahmad Tohari yang mengangkat kisah gowok. Budi Sarjono pada tahun 2014 juga menulis novel mengenai kisah gowok. Novel karya Budi Sarjono ini berlatar kota Temanggung tahun 1955. Dalam novel tersebut diceritakan Nyai Lindri, yang mendidik seorang remaja bernama Bagus Sasongko untuk menjadi pria sejati.
Namun, Tradisi Gowok ini tentu sudah tidak dilakukan lagi. Bahkan, tradisi ini juga sudah terlupakan oleh masyarakat Jawa. Jika dilakukan di zaman ini, Tradisi Gowok mungkin bisa dianggap sebagai pelacuran. Selain itu, berkembangnya teknologi berbasis internet tentu memudahkan para lelaki untuk mendapat pengetahuan mengenai "kejantanan".
Baca juga artikel mengenai tradisi lainnya di sini: Suku Dani Ungkapkan Rasa Kehilangan Pasangan Lewat Tradisi Potong Jari.
Bagikan
Berita Terkait
Meta Memutus Akses Enam Grup Fantasi Sedarah, Sudah Tidak Bisa Ditolerir

Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Kalender Jawa Februari 2025: Lengkap dengan Weton, Pasaran, serta Tanggal Islam

Motif Suami Istri Bikin Pesta Seks Ganti Pasangan, Fantasi Jadi Faktor Utama

Fokus ke Leher, Dia Pasti Orgasme

Perempuan Lebih Rasional, ini Ekspektasi Ukuran Mr.P 'Ideal' Bagi Kaum Hawa

Mengetahui Pengertian Fetish dan 7 Jenisnya yang Paling Aneh

Kecanduan PMO? Hati-Hati Gangguan Kecerdasan

Kurang Komunikasi Sebabkan Keintiman dengan Pasangan Berkurang
