MerahPutih.com - Ratusan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Serikat Pengemudi Daring mendatangi kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Kamis (8/9).
Kedatangan pengemudi ojol disambut langsung oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang langsung melakukan diskusi interaktif dengan para pengemudi ojol.
Mereka membahas mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Baca Juga:
Ribuan Mahasiswa Demo di Solo, Desak Jokowi Batalkan Penaikan Harga BBM
"Kenaikan harga BBM tentu tentu memberatkan bagi para driver ojol apalagi sebagian besar teman-teman ojol memakai Pertalite, yang memakai bensin bersubsidi juga mengalami kenaikan," ucap Syaikhu dalam keterangan pers.
Syaikhu mengatakan, dari hasil diskusi dengan para pengemudi ojek online, sepakat mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan kembali kenaikan harga BBM. Ini karena dampaknya sangat terasa di tengah-tengah masyarakat.
"Kami meminta pemerintah mempertimbangkan kembali keputusan untuk menaikkan harga BBM," kata dia.
Selain itu, Syaikhu juga ingin mendengar keluh kesah yang dialami para pengemudi ojek online yang terkena dampak langsung terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Saya ingin mendengar secara langsung dari teman-teman apa yang menjadi persoalan di sekitar ojol ini," tutur Syaikhu.
Baca Juga:
Gerindra Sebut Petani Menjerit Kena Imbas Kenaikan BBM
Sementara itu dalam diskusi yang berlangsung, para pengemudi ojol menyampaikan keluh kesahnya.
Mule (32), salah satu driver mengaku dengan kenaikan BBM sangat terasa baginya.
"Dulu kami bisa mengisi bensin Rp 40 - Rp 50 ribu Pertalite dengan pemasukan Rp 200 ribu maksimal, itu sebelum BBM naik. Nah sekarang, sekali isi Rp 35 ribu saja tidak cukup dengan pendapatan Rp 100 ribu," keluhnya.
Para ojol juga berharap ada harga khusus bagi pengendara ojek online dalam membeli BBM bersubsidi.
"Kami mohon diperjuangkan untuk ojol ada harga khusus agar dapat harga khusus. Jadi tak harus Rp 10 ribu," ucap Sahrul (40) pengemudi ojek online asal Jakarta Timur.
Beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi dalam konferensi pers menjelaskan pemerintah sejatinya ingin harga BBM tidak naik.
Tapi anggaran subsidi energi yang terus melonjak membuat pemerintah tak sanggup lagi membendung kenaikan harga minyak dunia.
Anggaran subsidi energi dalam APBN tahun ini tercatat sudah naik tiga kali lipat.
Ditambah lagi mengalirnya subsidi kepada masyarakat yang tidak tepat sasaran membuat pemerintah mengambil keputusan tak lagi menambah subsidi dan memilih menyalurkannya dalam bentuk bantuan sosial. (Knu)
Baca Juga:
Pemprov DKI Tengah Menggodok Formula Bansos Dampak dari Naiknya Harga BBM