Nias-Mentawai, Fahombo & Bumi Sikerei

Toek Cacing Kayu yang Dikonsumsi Hidup-hidup di Mentawai

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 25 Oktober 2018
Toek Cacing Kayu yang Dikonsumsi Hidup-hidup di Mentawai

Mentawai banyak memiliki kuliner ekstrim. (Foto: instagram@perfectwavetravel)

Ukuran:
14
Audio:

MENTAWAI berarti merujuk pada nama kepulauan dan nama suku. Kepulauan Mentawai dan Suku Mentawai. Kepulauan Mentawai terletak di sebelah barat Pulau Sumatera dan dikelilingi Samudera Hindia.

Suku Mentawai merupakan suku unik di Sumbar. Suku mentawai memiliki ciri kebudayaan megalitik yang masih terlihat hingga kini. Suku ini tersebar di pulau besar seperti Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, Pulau Pagai Selatan, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

Soal kuliner, Suku Mentawai juga memiliki ciri khas berbeda dengan masyarakat Minang. Terutama pada pemilihan bahan dan bumbu yang sederhana. Nah, di antara makanan terkenal Bumi Sikerei, makanan ekstrem sangat menarik perhatian para food traveller.

Teok masih dalam kayu. (Foto: facebook.com/ferni.cutegirl)
Teok masih dalam kayu. (Foto: facebook.com/ferni.cutegirl)

Pertama yaitu batra atau ulat sagu. Batra seperti halnya di Papua dikonsumsi baik mentah maupun setelah diolah sederhana seperti dibakar.

Baca lebih lengkapnya tentang batra khas Mentawai dalam artikel: Kuliner Ini Paling Ekstrem dari Mentawai, Berani Coba?

Sementara kedua yang tak kalah ekstrem yaitu toek. Toek merupakan sejenis ulat yang berasal dari kayu tumung. Biasanya masyarakat memanen toek di sungai-sungai. Teok hidup dalam batang pohon tumung yang dipotong lalu direndam dalam sungai berbulan-bulan.

Toek disebut-sebut makanan ekstrem karena biasa dimakan dalam keadaan hidup-hidup hanya setelah mencucinya dari kotoran kayu. Toek hidup dalam di ronga-tongga kayu yang sudah membusuk. Bentuk toek panjang dengan warna putih. Potongan kayu terlebih dahulu di belah kecil-kecil. Toek dicabut berlahan-lahan dari rongga-rongga kayu.

Penduduk biasa ramai-ramai mengambil toek lalu langsung memakannya dalam keadaan hidup. Sebagian penduduk mengumpulkannya. Toek dapat juga dimakan dengan air jeruk nipis atau air garam, atau diolah seperti ditumis. Menurut penduduk, toek memiliki rasa manis.

Kalau kamu penggemar kuliner ekstrem nusantara, Kepulauan Mentawai tak boleh terlewatkan. Pilih mana, toek atau batra? (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Kapurut Sagu, Olahan Tradisional Suku Mentawai Buruan Wajib Para Pelancong

#Kuliner Sumatera Barat #Kuliner Indonesia #Nias-Mentawai, Fahombo & Bumi Sikerei
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Fun
Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa
Es Pleret merupakan minuman khas asal Blitar, Jawa Timur.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 26 Maret 2025
Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa
Foto Essay
Mengintip Pembuatan Lamang Tapai Kuliner Tradisional Minangkabau Santapan Khas Puasa Ramadan
Perajin saat memasak Lamang Tapai makanan tradisional dari Minangkabau dengan kayu bakar di Kawasan Senen, Jakarta, Jum'at (7/3/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 07 Maret 2025
Mengintip Pembuatan Lamang Tapai Kuliner Tradisional Minangkabau Santapan Khas Puasa Ramadan
Kuliner
Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj
Kue klepon menjadi menu andalan yang hampir tidak pernah luput di perayaan Isra Mi'raj.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 28 Januari 2025
Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj
Kuliner
Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku
Sopi telah menjadi bagian penting dari budaya lokal dan kehidupan sehari-hari masyarakat Maluku.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 15 November 2024
Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku
Fun
Kemenparekraf Dukung Ekspansi Restoran Indonesia ke Luar Negeri
Indonesia diharapkan mampu menghadirkan restoran-restoran dengan kuliner khas Nusantara di luar negeri.
Andreas Pranatalta - Minggu, 12 Maret 2023
Kemenparekraf Dukung Ekspansi Restoran Indonesia ke Luar Negeri
Bagikan