Tjokroaminoto dan Setiabudi Ramalkan Bung Karno Sebagai Juru Selamat Rakyat Indonesia

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 01 Februari 2015
Tjokroaminoto dan Setiabudi Ramalkan Bung Karno Sebagai Juru Selamat Rakyat Indonesia
HOS Tjokroaminoto (Istimewa)

MerahPutih, Nasional - Dua orang tokoh pergerakan nasional di awal tahun 1900-an Dr Douwes Dekker Setiabudi dan Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto pernah meramalkan pemuda Sukarno bakal menjadi pemimpin besar, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk dunia.

Kisah ramalan tersebut tertulis dalam sebuah buku berjudul "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat", karya jurnalis Amerika Serikat Cindy Adams.

Pada awal tahun 1900-an kesadaran penduduk pribumi untuk merdeka sudah semakin menguat. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya organisasi-organisasi dan partai politik yang mengusung cita-cita Indonesia merdeka dari cengkeraman kolonialis Belanda.

Dr Douwes Dekker adalah salah satu tokoh pergerakan nasional, jurnalis dan penggagas nama Nusantara untuk Hindia Belanda. Dalam perjalanannya pemuda Sukarno menimba ilmu banyak dari tokoh pergerakan nasional kelahiran Pasuruan pada 8 Oktober 1879.

Di mata Dr Douwes Dekker pemuda Soekarno adalah sosok pemimpin masa depan yang mempunyai visi-misi strategis untuk memimpin bangsa Indonesia menuju alam kemerdekaan.

Dalam sebuah orasi politiknya di hadapan para anggota partai National Indische Partij, Dr Douwes Dekker berkata bahwa dirinya sudah puluhan tahun berjuang mewujudkan Indonesia merdeka. Di usianya yang sudah menginjak 50 tahun lebih, Dr Douwes Dekker berpikir sudah waktunya tongkat estafet kepemimpinan diserahkan kepada generasi muda.

"Umur saya semakin lanjut dan bilamana datang saatnya saya akan mati, saya sampaikan kepada tuan-tuan bahwa adalah kehendak saya supaya Soekarno menjadi pengganti saya. Anak Muda ini akan menjadi juru selamat dari rakyat Indonesia dimasa datang," kata Dr Douwes Dekker pada dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat.

Padepokan

Ramalan selanjutnya disampaikan HOS Tjokriaminoto. Kala itu Soekarno menumpang di kediaman HOS Tjokroaminoto di Surabaya, Jawa Timur. Di padepokan Surabaya inilah Soekarno bertemu dengan banyak tokoh pergerakan nasional semisal Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, Abdul Muis dan sebagainya.

Di padepokan inilah Soekarno mulai mengenal ideologi pergerakan dan perlawanan melawan penjajah kolonial Belanda. Soekarno juga banyak belajar pidato dari HOS Tjokroaminoto. Dalam sebuah pertemuan massa (Vergadering) HOS Tjokroaminoto tampil berpidato begitu memukau.

Pada suatu ketika di awal tahun 1920-an HOS Tjokroaminoto pergi beberapa saat untuk mengasingkan diri, menjauhi hingar-bingar politik dan meminta petunjuk kepada Yang Maha Esa untuk kemerdekaan Indonesia.

Usai mengasingkan HOS Tjokroaminoto kembali kepada seluruh keluarganya. Di tengah kegelapan malam dan hujan rintik itulah ia tiba kembali ke keluarganya dan berbicara dengan sepenuh hati. Sebagai penganut agama Islam selah, HOS Tjokroaminoto mengaku mendapat petunjuk Tuhan bahwa Seoakrno bakal tampil sebagai pemimpin bangsa Indonesia.

"Ikutilah anak ini. Dia diutus oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin besar kita. Aku bangga karena telah memberikan tempat berteduh di rumahku," kata HoS Tjokroaminoto dalam buku Cindy Adams tersebut.

Seiring bersama-sama di padepokan itu Sukarno menikahi putri HOS Tjokroaminoto, Siti Utari. Namun sayang pernikahan tersebut tidak berlangsung lama. Soekarno menilai Utara masih terlalu muda, dan banyak ketidakcocokan dengan dirinya. Akhirnya pada tahun 1922 Sukarno kembali menyerahkan Utari kepada HOS Tjokroaminoto. Ia kemudian menikahi Inggit Ganarsih, seorang perempuan asal Bandung.

Seiring dengan berjalannya waktu, pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 Sukarno bersama dengan Mohammad Hatta akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Sejak saat itu Sukarno menyandang gelar Presiden pertama republik Indonesia dan Mohammad Hatta sebagai wakil Presiden pertama Republik Indonesia. (BHD)

 

#Pahlawan Nasional #Sukarno #Bung Karno #Sejarah Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan