Tips Mengelola Finansial Sebelum Menggelar Hajatan Pernikahan

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Selasa, 24 Mei 2022
Tips Mengelola Finansial Sebelum Menggelar Hajatan Pernikahan
Tak kalah penting mempersiapkan ketahanan finansial sebelum menikah. (Unsplash-Agung Raharja)

BOSAN ditanya kapan nikah? Jawab saja dengan balik bertanya kepada orang tersebut apakah mau membiayai seluruh prosesi pernikahan. Sebab, nikah tak hanya perlu biaya resepsi semata tapi juga ketahanan finansial.

Menikah, menurut perencana keuangan dan Manajer di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rizki Marman Saputra, tidak cukup hanya bermodal cinta dan kecakapan kedewasaan pikiran serta tingkah laku, namun jauh dari itu kecakapan financial juga merupakan hal sangat penting dalam persiapan bahkan setelah berumah tangga.

Baca juga:

Selisik Jasa Pawang Hujan Supaya Hajatan Lancar Jay

Menikah memang tak segampang permintaan banyak orang saat pertemuan keluarga. Faktanya, melansir data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2021 persentase perempuan menikah tercatat cukup tinggi di Asia Selatan justru sebelum usia 18 tahun mencapai 47 persen.

Artinya, sambung Rizki, hampir setengah perempuan di Asia Selatan menikah sebelum menginjak usia 18 tahun. Kawasan Asia Timur dan Pasifik menempati urutan kedua dengan persentase sebesar 13 persen. Umumnya pernikahan anak di bawah umur paling banyak terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah.

Menikah
Perlu saling jujur di antara keduanya tentang keadaan finansial. (Foto: Unsplash-Micheile)

Di Indonesia, hasil SUSENAS tentang Perkawinan Anak tahun 2018 memperkirakan terdapat 1.220.900 anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun.

"Catatan tersebut sangat memprihatinkan. Tak mudah menjalani perniakahan usia muda, apalagi berkait finansial," kata Rizki Marman saat dihubungi merahputih.com.

Di Indonesia pula, lanjutnya, pola pikir menikah saja dahulu baru mencari kecukupan finansial turut mendorong munculnya pernikahan di bawah umur. Di banyak negara maju, sambungnya, banyak pasangan menunda menikah karena faaktor finansial, seperti kemampanan memiliki pekerjaan atau usaha layak, memiliki tempat tinggal, serta tabungan dan investasi.

Baca juga:

Kenali Filosofi Kue Tradisional Ikonik Seserahan Hajatan Pernikahan

Di bulan Syawal, biasanya jadi momentum banyak Warga +62 menggelar hajatan pernikahan karena dianggap 'bulan baik'. Jika kamu masih menimbang-nimbang tentang rencana menikah, sebaiknya perhatikan langkah-langkah berikut.

Sebelum menikah, menurut Rizki, pastikan tak ada dusta di antara pasangan termasuk dalam hal keuangan, seperti mengetahui kondisi penghasilan, pengeluaran, hingga utang.

Menikah
Kalau ada hutang sebaiknya dibicarakan terus terang agar ada solusi. (Foto: Unsplash-Bady Abbas)

"Kalau ada hutang, lebih baik diselesaikan dahulu secara pribadi agar tidak membebani pasangan dan menjadi pemicu permasalahan rumah tangga kedepannya. Atau dapat diatasi dengan pasangan menandatangi perjanjian pranikah agar tidak ada pihak dirugikan setelah menikah," katanya memberikan tips.

Setelah itu, sambung Rizki, kedua pihak harus membicarakan secara detail anggaran menikah secara matang-matang, seperti membeli mahar pernikahan, biaya Gedung, biaya catering, menyewa jasa penyelenggara pernikahan, menjahit baju untuk resepsi, cetak undangan, foto prewedding hingga hal-hal lain berkemungkinan muncul di luar dari biaya tak terduga lainnya.

"Bagi pria menikah berarti mempunyai tanggung jawab lebih untuk bertanggung jawab membiayai kehidupan istri dan anak nantinya. Kalkulasikan ulang biaya-biaya tadinya cukup untuk sendiri namun setelah menikah biaya tersebut menjadi double," papar Rizki tentang tugas pria dalam rumah tangga berkait finansial.

Tak kalah penting, lanjutnya, penting pula menentukan tujuan bersama pasangan, baik jangka pendek maupun jangan panjang, seperti pemenuhan kebutuhan dana darurat berdua, kemudian membeli asuransi, menyiapkan dana kontrak rumah atau membeli rumah, dan dana melahirkan.

Menikah
Tentukan sejak dini who’s the Finance Minister of your family(Foto: Unsplash-Mufid Majnun)

"Selain itu, tentukan sejak dini who’s the Finance Minister of your family, " tegasnya.

Pasangan harus membicarakan mengenai pengaturan kas keluarga, mulai dengan siapa bertanggung jawab mengatur atau mencatat keluar-masuk kas, membuat tabungan, dan investasi bersama, serta hal-hal lainnya.

Membuat anggaran kebutuhan rumah tangga dengan sangat disiplin sangat penting agar keuangan lebih terkontrol dan mudah untuk menyikapi agar hidup sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan dan jangan mengikuti keinginan gaya hidup. (*)

Baca juga:

Daftar Pemenang Hajatan Billboard Music Awards 2022

#Menikah #Mei +62 Bicara Hajatan #Relasi
Bagikan
Bagikan