PLATFORM digital memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti hiburan, transaksi, komunikasi, dan informasi. Biasanya, beberapa platform tersebut meminta pengguna untuk melengkapi data-data pribadi agar sesuai dengan prosedur.
Dalam menggunakan platform digital, penting bagi kita untuk menjaga keamanan data pribadi agar tidak disalah gunakan. CEO dan Co-Founder VIDA Sati Rasuanto pun membagikan tips untuk melindungi diri dari platform digital.
"Langkah pertama untuk melindungi diri bagi para platform digital dari cyber fraud adalah bagaimana kita membangun proses verifikasi trust di awal sebagai pintu masuk," kata Sati, dilansir ANTARA, Kamis (28/4).
Sati juga menegaskan agar pengguna tidak menyebarkan data pribadi dengan mudah pada pihak luar, seperti KTP, swafoto dengan KTP, foto paspor, foto boarding pass, nomor rekening, nomor kartu kredit, apalagi nama orang tua, termasuk fotokopi berbagai dokumen tersebut.
Baca juga:
Memastikan Data Pengguna Aman, Alodokter Raih Sertifikasi ISO 27001

"Hal-hal tersebut sebenarnya mudah untuk diingat. Terus pastinya jangan memberi kode OTP dan jangan asal klik link yang menjanjikan hadiah juga, biasanya kalau online, itu biasanya bohong," lanjut Sati.
Studi dari Digital Frontier menunjukkan lebih dari 78 persen konsumen di Asia Tenggara mendefenisikan diri mereka sebagai digital explorer. Mereka selalu ingin mencoba layanan baru yang bersifat pengalaman digital.
Ada pun kerugian transaksi yang terjadi di Asia Tenggara pada 2019 adalah sebesar USD 260 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun, dan 71 persen berasal dari identity fraud.
Baca juga:
28 Ribu Data Anggota Diduga Bocor, Polisi Klaim Server Aman

Berangkat dari peristiwa ini, Sati mengatakan pentingnya proses verifikasi identitas secara daring atau electroninc Know Your Customer (e-KYC). Di era yang serba digital ini, belum tentu semua orang dapat meluangkan waktu untuk hadir secara fisik di kantor cabang dan menunggu dalam waktu yang lama.
Pada umumnya, proses identifikasi secara tradisional menggunakan email, nomor telepon, atau username dan password. Namun, identtias tersebut dapat menimbulkan permasalahan karena bersifat tidak unik.
Untuk itu, pihaknya melakukan verifikasi identitas berdasarkan yang dikeluarkan pemerintah, dalam hal ini e-KTP sebagai basis verifikasi yang kuat.
"Selanjutnya proses verifikasi itu umumnya kini melalui proses selfie atau pengambilan foto KTP, atau selfie sama KTP. Yang berbeda, VIDA menggunakan teknologi liveness detection, memastikan bahwa yang diverifikasi itu benar saya, bukan orang yang memegang foto saya atau memakai topengnya saya dan lain lain," jelas Sati.
Agar masyarakat percaya dalam proses verifikasi, terdapat standar untuk proses keamanan data sehingga semua proses tersebut dilakukan sesuai regulasi yang ada. Ketika keseluruhan proses sudah terpercaya dan dilengkapi dengan enkripsi end to end, maka hal ini meyakinkan siapa pun yang masuk dalam platform tersebut. (and)
Baca juga: