MerahPutih.com - Israel mulai membombardir Gaza pada 7 Oktober usai serangan Hamas. Tercatat, sudah lebih dari 13.000 warga Palestina yang terbunuh, termasuk lebih dari 9.000 perempuan dan anak.
Selain itu, menurut data tersebut, ada lebih dari 30.000 orang yang mengalami luka. Sementara itu menurut data-data resmi, jumlah korban jiwa di pihak Israel tercatat 1.200 orang.
Baca Juga:
Presiden Prancis Serukan Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Ribuan gedung, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, mengalami kerusakan atau hancur karena digempur Israel dari udara maupun darat.
Selain itu, blokade yang dilancarkan Israel terhadap Gaza juga telah menyebabkan layanan bahan bakar, listrik, dan air di wilayah itu terputus dan penyaluran bantuan juga dibatasi.
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, pada Senin (20/11) melalui telepon membicarakan konflik Palestina-Israel, dan menekankan solusi dua-negara harus diwujudkan guna mengakhiri krisis yang kini sedang meningkat.
Kedua pemimpin negara itu meyakini bahwa prioritas utama saat ini adalah bagaimana mencegah konflik Palestina-Israel semakin buruk.
"Terutama dengan kemunculan krisis kemanusiaan yang semakin parah," Menurut Pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Pembicaraan melalui telepon itu merupakan yang pertama kalinya dilakukan Xi dengan kepala negara atau kepala pemerintahan suatu negara setelah ia berkunjung ke Amerika Serikat pekan lalu. Xi melakukan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden.
Xi dan Macron sebelumnya juga sudah membahas perang Gaza, yaitu pada kesempatan santap siang di San Francisco, AS, Rabu (14/11) pekan lalu.
Kedua pemimpin sepakat melanjutkan komunikasi menyangkut masalah-masalah internasional dan kawasan yang menjadi perhatian bersama, serta berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia.
Pada Senin di Beijing, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyelenggarakan pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Muslim dan menegaskan kepentingan soal perwujudan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Israel selama ini menepis seruan untuk melakukan gencatan senjata sampai kelompok Palestina, Hamas, mau membebaskan para tawanan.
Baca Juga:
Serangan Israel ke RS Indonesia: 12 Orang Dilaporkan Tewas