PEMERINTAH Tiongkok secara mengejutkan menerapkan sebuah aturan baru penggunaan listrik. Hal itu sontak akan berdampak pada Tesla, Apple, Qualcomm dan sejumlah perusahaan listrik lainnya.
Karena, aturan baru penggunaan listrik itu diterapkan pada daerah-daerah di Tiongkok, yang penggunaan listrik untuk industrinya dianggap terlalu tinggi. Karena itu aturan tersebut akan membatasi listrik untuk industri di daerah tersebut.
Baca Juga:
Ini Alasan Apple Sempat Ingin Singkirkan Facebook dari App Store
Seperti yang dilansir dari laman Techspot, tujuan utama dari aturan listrik tersebut untuk membersihkan langit Tiongkok menjelang Olimpiade Musim Dingin. Kemudian tujuannya lainnya ialah untuk meningkatkan cadangan batubara dan sumber daya alam lain untuk keperluan domestik.

Dampak dari aturan itu, yakni sejumlah pemasok komponen untuk Apple dan Tesla, sudah mulai menghentikan produksinya pada Minggu 26 September lalu. Bahkan sejumlah pabrik terpaksa tutup hingga akhir September.
Salah satu perusahaan yang cukup terdampak dari aturan tersebut yakni PRecision Engineering, yang merupakan salah satu rekanan Foxconn, serta salah satu penyuplai utama bagi Apple dan Tesla.
Terkait hal itu, juru bicara Eson menyampaikan, bahwa mereka masih bisa mengisi kekurangan produksi karena tutupnya pabrik, dengan cara menggeber produksi selama akhir pekan.
Baca Juga:
Lebih dari 5.000 Orang Tandatangani Petisi Penolakan Fitur Baru Apple
Kemudian, perusahaan lain yang cukup terdampak yaitu Unimicron Technology, perusahaan yang membuat papan sirkuit, dan Concraft Holding yang membuat speaker untuk ponsel pintar. Kedua perusahaan itu berencana menggunakan stok komponen yang mereka simpan, untuk menjaga pasokan komponen kepada para kliennya.

Sementara itu, perakit iPhone seperti Foxconn dan Pegatron, telah mengambil langkah cerdas untuk memastikan produksinya tetap berjalan. yakni dengan mengurangi penggunaan listrik.
Selain Apple dan Tesla, perusahaan besar yang menjadi rekanan Intel, Nvidia, dan Qualcomm pun terkena dampaknya. Bahkan hingga terpaksa menutup fasilitas pabriknya di Juangsu hingga akhir September ini.
Adanya aturan baru soal pembatasan listrik tersebut dinilai bukan pada waktu yang tepat. Karena saat ini tengah terjadi kelangkaan chip global. Karena banyak perusahaan yang sudah keteteran memenuhi permintaan chip dari sejumlah perusahaan. (Ryn)
Baca Juga: