BARU-BARU ini Tiongkok dituduh Kepala Administrator NASA, bahwa negaranya ingin menguasai Bulan, sebagai bagian dari program militer. Mengenai hal itu, Tiongkok pun menegaskan, bahwa pihaknya selalu menyerukan pembangunan komunitas bangsa-bangsa di luar angkasa.
Negara ini pun semakin cepat mengembangkan program luar angkasa dalam dekade terakhir dengan eksplorasi Bulan sebagai fokusnya. Tiongkok melakukan pendaratan tanpa awak pertama di Bulan pada 2013 dan menargetkan dapat meluncurkan roket yang cukup kuat untuk mengirim astronaut ke Bulan menjelang akhir dekade ini.
Baca Juga:
Perusahaan ini Buka Trip ke Angkasa Luar di 2023
"Kita harus waspada terhadap ambisi Tiongkok mendarat di Bulan," jelas Administrator NASA, Bill Nelson, seperti dikutip dari Reuters.

Nelson mengatakan, program luar angkasa Tingkok merupakan program militer dan Tiongkok sudah mencuri ide serta teknologi orang lain. Mengenai tudingan tersebut, Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, menyampaikan keberatannya.
"Ini bukan pertama kalinya kepala Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS mengabaikan fakta dan berbicara tidak bertanggung jawab tentang Tiongkok," ujar Zhao Lijian.
Zhao menambahkan, pihak AS terus-menerus membangun kampanye kotor terhadap program luar angkasa Tiongkok yang sebenarnya normal dan masuk akal. "Tiongkok pun dengan tegas menentang pernyataan tidak bertanggung jawab seperti itu," ujarnya.
Menurut Zhao, Tiongkok kerap mengedepankan pembangunan masa depan bersama bagi umat manusia di luar angkasa, serta menentang persenjataanya dan perlombaan senjata apapun di luar angkasa.
Seperti yang diketahui, NASA telah mengeluarkan program "Artemnis" yang berencana mengirim misi berawak untuk mengorbit Bulan pada 2024 mendatang dan melakukan pendaratan berawak di dekat Kutub Selatan Bulan pada 2025.
Sementara Tiongkok merencanakan misi tanpa awak ke kutub selatan Bulan dalam beberapa waktu dekat pada dekade ini. Tiongkok diperkirakan akan meluncurkan roket untuk kategori tugas berat terbarunya pada 2028. Roket tersebut sangat kuat dan akan digunakan mengirim pesawat ruang angkasa berawak ke Bulan.
Baca Juga:
SpaceX Kirim Semut ke Luar Angkasa

Kendaraan peluncuran itu bisa menempatkan pesawat ruang angkasa berbobot 15-50 ton pada lintasan ke Bulan. Hal itu disampaikan oleh wakil perancang China Aerospace Science and Technology, Liu Bing.
"Roket ini juga cukup kuat untuk menempatkan wahana luar angkasa seberat 12 hingga 44 ton pada lintasan ke Mars," jelas Liu, tanpa menyebutkan nama roketnya.
Sebelumnya Tiongkok memprediksi akan menyelesaikan desain dan konstruksi roket dengan daya dorong yang cukup untuk mengangkut astronautnya ke Bulan pada 2030.
Sebetulnya Tiongkok masih tertinggal dari Amerika Serikat dalam segi pengalaman dan teknologi luar angkasa. Pendaratan kru NASA terakhir terjadi pada 1972 dan astronaut AS diperkirakan akan kembali ke Bulan pada 2024. Menariknya, Tiongkok juga sanggup mengejar kelemahannya tersebut dengan mengebut sejumlah program luar angkasa. (Ryn)
Baca Juga: