PRESIDEN Tiongkok, Xi Jinping berjanji negaranya akan netral karbon pada 2060. Melansir laman The Guardian, Xi Jinping mengatakan Tiongkok akan meningkatkan kontribusi yang ditentukan secara nasional, di bawah perjanjian iklim Paris, dengan mengadopsi kebijakan dan tindakan yang lebih kuat.
CNN menulis Xi Jinping mengatakan pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa umat manusia tidak dapat lagi mengabaikan peringatan berulang-ulang dari alam.
Baca juga:
Universitas Cambridge Janji Divestasi Bahan Bakar Fosil Pada 2030
Dia meminta negara-negara untuk mengejar revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi juga transformasi industri untuk mencapai pemulihan hijau ekonomi dunia di era pasca COVID-19.

"Kami bertujuan untuk mencapai puncak emisi CO2 sebelum tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum tahun 2060," ucap Xi Jinping, dikutip dari BBC.
Kabar ini merupakan kabar yang sangat baik, karena Tiongkok adalah negara yang menyumbang emisi karbon terbanyak di dunia. Emisi dari Tiongkok terus meningkat pada 2018 dan 2019, bahkan ketika sebagian besar dunia mulai beralih dari bahan bakar fosil.
Sementara krisis COVID-19 musim semi ini membuat emisi negara itu turun sebanyak 25 persen. Pada bulan Juni mereka telah bangkit kembali karena pembangkit listrik tenaga batu bara, semen, dan industri berat lainnya kembali berfungsi.
Menurut BBC,Tiongkok berkontribusi sekitar 28 persen emisi karbon global. Mereka juga menggunakan energi batu bara lebih banyak dari negara-negara lain jika digabung.
Thom Woodroofe, mantan diplomat iklim dan penasihat senior di Asia Society mengatakan kepada The Guardian bahwa komitmen Xi Jinping untuk mencapai netralitas karbon sebelum tahun 2060 adalah sebuah game changer.
Walau sudah menerapkan kebijakan-kebijakan dan janji-janji lain untuk lebih ramah lingkungan, Woodroofe mengatakan ini pertama kalinya ada arah jangka panjang yang jelas untuk dekarbonisasi di Tiongkok dengan janji netral karbon.
Baca juga:
Aktivis iklim menyambut pernyataan dan janji Xi Jinping, tetapi mereka memperingatkan bahwa kata-kata dan janji harus didukung oleh tindakan konkret di tahun-tahun dan dekade mendatang.

"Menerapkan pengumuman ini ke dalam rencana konkret sangat penting, sehingga keputusan Tiongkok sesuai dengan komitmen mereka," ujar Jennifer Morgan, direktur eksekutif Greenpeace International.
Sebagian besar pengamat sepakat bahwa pengumuman dari Tiongkok merupakan langkah yang signifikan. Paling tidak karena peran negara tersebut dalam mendanai pengembangan bahan bakar fosil di seluruh dunia.
"Keputusan ini memainkan peran utama dalam membentuk bagaimana negara-negara berkembang lain dengan peralihannya dari bahan bakar fosil yang menyebabkan krisis iklim," tutup Richard Black, direktur Unit Intelijen Energi dan Iklim. (lev)
Baca juga: