Tinggal Menunggu Liverpool Menggenapi 3 Sejarah Tahun 1981 Terulang

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Senin, 21 Mei 2018
Tinggal Menunggu Liverpool Menggenapi 3 Sejarah Tahun 1981 Terulang
Alan Kennedy (kiri) sedang mengarak piala Liga Champions. (BBC)

MerahPutih.com - Tidak ada yang baru di bawah matahari. Idiom itu mungkin bisa menggambarkan laga final Liga Champions 2018 yang mempertemukan Real Madrid kontra Liverpool pada Minggu 27 Mei mendatang.

Usut punya usut, bagi Liverpool dan Los Blancos, ini bukanlah kali pertama kedua tim berhadapan pada laga puncak. Beberapa tahun silam, tepatnya pada 1981, para suporter The Reds dan Madrid dibuat tegang dengan pertandingan yang berjalan sangat sengit.

Liverpool memang memenangkan laga itu dengan dengan skor tipis 1-0. Apa yang terjadi di dunia pada 1981 memang memiliki beberapa kesamaan dengan saat ini. Muhathir Muhammad terpilih menjadi Perdana Menteri Malaysia pertama kali pada 1981 silam, 31 tahun berselang dia kembali memenangkan Pemilu Malaysia dan kembali menjadi PMdi usia 92 tahun.

royal wedding
Royal Wedding. (Foto: hearstapps)

Belum lagi, tahun 1981 kerajaan Inggris menggelar Royal Wedding antara Pangeran Charles dan Putri Diana. Tahun ini, Kerajaan Inggris kembali menggelar pernikahan Pangeran Harry yang resmi mempersunting Meghan Markle Sabtu (19/5) kemarin.

Dua sejarah telah berulang. Kedua tahun itu juga melibatkan dua angka yang sama dan hanya saling bertukar posisi, yakni 8 dan 1. Nostaligia sejarah ini dipercaya pendukung The Red membawa keberuntungan bagi Liverpool untuk kembali menundukkan Madrid di laga final nanti.

Laga final Liverpool Vs Madrid pada 1981 memang diwarnai beberapa intrik di luar lapangan pertandingan. The Reds terpaksa harus menutup sponsor utama mereka Umbro di jersey karena dilarang oleh UEFA.Kala itu, pertandingan final dimainkan di markas Paris Saint-Germain, Parc des Princes dan disaksikan lebih dari 48 ribu penonton.

Adapun wasit yang memimpin pertandingan ialah Karoly Palotai dari Hunggaria. Kedua tim saling jual beli serangan sejak awal laga. Namun, hingga babak pertama usai, tidak ada tim yang berhasil unggul.

Liverpool
Penggawa Liverpool merayakan keberhasilan pada 1981. (Standart)

Bintang Liverpool kala itu, Alan Kennedy, menjadi pahlawan kemenangan The Reds. Golnya di menit ke-82 memastikan timnya merengkuh si kuping besar. Sementara itu, penggawa Real Madrid seperti Santillana dan Vicente del Bosque harus gigit jari melihat timnya tersungkur.

Ternyata, sebelum pertandingan, Kenedy mengalami cedera pada pergelangan tangannya dan diprediksi harus absen selama 10 pekan. Cedera itu didapatkannya ketika berlaga pada pertandingan semifinal leg pertama kontra Bayern Munchen.

"Sebenarnya saya harus absen selama 10 pekan. Namun, saya menggunakan tali dan besi sebagai penyangga pada pergelangan tangan dan bisa tetap bermain," kata Kennedy.

Liverpool
Penggawa Liverpool, Alan Kennedy, merayakan keberhasilan memenangi Liga Champions 1981. (Liverpool Echo)

Beralih ke masa kini, pertarungan Liverpool dan Madrid tidak kalah seru. Sudah dari jauh-jauh hari kedua kubu saling psy war.

Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, optimistis timnya mampu keluar sebagai pemenang pada pertandingan yang akan dihelat Minggu (27/5) tersebut. "Melangkah ke final sangatlah bagus. Saya melakukannya beberapa kali, tetapi dengan kemenangan akan lebih baik. Kami akan siap," tutur Klopp seperti dilansir Soccerway.

"Anda tidak bisa memiliki pengalaman di Liga Champions lebih daripada Real Madrid. Saya pikir hampir 80 persen pemain Real Madrid berlaga di empat final dalam lima tahun terakhir," sambungnya.

"Jadi jika kita berbicara soal pengalaman, Madrid lebih berpengalaman dan kami tidak. Namun, kami akan berada di puncak performa. Hal itu dapat Anda bayangkan," imbuh sang manajer.

Jika menilik statistik Real Madrid di atas kertas memang unggul dari sang lawan. Dari tiga pertemuan terakhir kontra klub yang sama pada final Liga Champions, El Real selalu keluar sebagai pemenang. Madrid mampu membungkam Atletico Madrid, Juventus serta Stade de Reims masing-masing dua kali.

Pertandingan final yang dilangsungkan di NSC Olimpiyskiy Stadium tersebut juga menjadi pembuktian bagi bintang masing-maing tim, Cristiano Ronaldo dan Mohamed Salah. CR7 yang trengginas di Liga Champions akan ditantang bintang yang tengah naik daun.

Mohamed Salah. Foto: @LFC

Kendati demikian, Salah ogah setuju dengan anggapan tersebut. Menurutnya, Liverpool berhasil lolos ke final karena kerja sama tim yang apik.

"Itu bukanlah final antara Mohamed Salah dan Cristiano Ronaldo. Saya bermain di klub hebat dan kami memiliki pemain yang hebat. Jadi, kami lolos ke final karena kerja sama tim," ujar Salah seperti dilansir Guardian.

"Saya tidak melakukannya sendiri, ini adalah kerja kolektif. Ketika Liverpool mencetak gol, itu karena semua pemain tampil apik. Ketika semua mengakui hal itu, berarti kami harus bekerja lebih keras," imbuh sang pemain.

Kini, menarik untuk di tunggu apakah Liverpool mampu menggulangi sukses menggulung Real Madrid seperti final 1981. Ataukah Sergio Ramos yang akan mengangkat piala pada akhir pertandingan. (*/Bolaskor)

#Liga Champions
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan