TikTok Digugat atas 7 Anak Meninggal karena Blackout Challenge

Andrew FrancoisAndrew Francois - Sabtu, 09 Juli 2022
TikTok Digugat atas 7 Anak Meninggal karena Blackout Challenge
TikTok digugat atas challenge yang berbahaya. (Foto: Unsplash/Alexander Shatov)

TIKTOK menghadapi beberapa tuntutan hukum dari orang tua yang mengatakan anak-anak mereka meninggal karena tercekik saat mencoba blackout challenge, setelah aplikasi menunjukkan kepada mereka video orang lain yang mencobanya seperti yang diungkapkan The Verge.

Satu gugatan diajukan terhadap perusahaan pada bulan Juni, menuduh bahwa setidaknya tujuh anak meninggal tahun lalu ketika mencoba tantangan itu, yang menurut pengaduan "mendorong pengguna untuk mencekik diri mereka sendiri dengan ikat pinggang, tali dompet, atau apa pun yang serupa sampai pingsan."

Semua anak yang dilaporkan meninggal berusia di bawah 15 tahun. Tidak ada rincian kasus tersebut, namun terdapat keluhan lengkap yang menjelaskan jumlah anak yang menjadi korban dan bagaimana mereka melakukannya.

Baca juga:

Rindunya Lagu-Lagu TikTok Bulan Puasa Awal Pandemi

Challenge di TikTok membunuh tujuh anak. (Foto: Unsplash/Amanda Vick)

Terakhir diketahui ada gugatan terbaru diajukan oleh orang tua Lalani Walton yang berusia delapan tahun, dan Arriani Arroyo yang berusia sembilan tahun. Namun, ada beberapa anak lain yang juga meninggal setelah mencoba tantangan tersebut sebagai bukti bahwa TikTok mengetahui masalah tersebut.

Lima anak lain yang menjadi korban selain Walton dan Arroyo antara lain :

  • Anak berusia 10 tahun di Italia yang dinyatakan meninggal dunia pada Januari 2021
  • Anak berusia 12 tahun di Colorado, Amerika Serikat, yang dinyatakan meninggal dunia pada Maret 2021
  • Anak berusia 14 tahun di Australia yang dinyatakan meninggal dunia pada Juni 2021
  • Anak berusia 12 tahun di Oklahoma, Amerika Serikat, yang dinyatakan meninggal dunia pada Juli 2021
  • Anak berusia 10 tahun di Pennsylvania, Amerika Serikat, yang dinyatakan meninggal dunia pada Desember 2021

Ibu dari anak yang berusia 10 tahun di Pennsylvania, Nylah Anderson, juga menggugat perusahaan dan menuduh bahwa aplikasi telah mendorong tantangan yang sangat berbahaya dan tidak dapat diterima.

Menanggapi gugatan itu, TikTok mengatakan bahwa mereka telah memblokir pengguna dari mencari konten TikTok tersebut. Sebagai gantinya, pengguna melihat salah satu layar peringatan kala ingin mencari konten tantangan tersebut di TikTok.

Baca juga:

Diputar Dimana-mana, 5 Lagu TikTok Ini Selalu Terngiang di Kepala

TikTok digugat orangtua anak korban challenge TikTok. (Foto: Unsplash/Josh Rose)

Halaman pencarian akan menunjukkan sebuah tanda peringatan yang mengatakan bahwa "beberapa tantangan online bisa berbahaya, mengganggu, atau bahkan dibuat-buat," dan pengguna akan mendapatkan tautkan ke sebuah halaman tentang penilaian sebuah tantangan dan peringatan.

Perusahaan telah menghadapi tuntutan hukum dan denda atas akses yang dimiliki anak-anak ke platformnya sebelumnya. Pada tahun 2019, TikTok setuju membayar USD 5,7 juta atau setara dengan Rp 85 miliar untuk melunasi denda dari Komisi Perdagangan Federal akibat memungkinkan pengguna di bawah 13 tahun untuk mendaftar tanpa izin orang tua.

Sekira setahun kemudian, perusahaan memperkenalkan mode Family Pairing, yang memungkinkan orang tua menautkan akun mereka ke akun anak-anak mereka dan mengontrol jumlah konten yang mereka lihat dan berapa banyak waktu yang dapat mereka habiskan di aplikasi. (waf)

Baca juga:

TikTok Luncurkan Platform SoundOn, Pengguna Bisa Berdamai Monetisasi Musik

#Media Sosial #TikTok #Anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.
Bagikan