MerahPutih.com - Tokoh-tokoh sentral yang diprediksi maju sebagai capres 2024 belum berubah.
Nama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan pun kembali menjadi tiga tokoh dengan elektabilitas tertinggi, jika pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) digelar pada April 2022 ini.
Temuan ini merupakan hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI).
Baca Juga:
Populi Center: Elektabilitas Sandiaga Uno 'Pepet' Prabowo Dalam Bursa Capres 2024
Ketiga nama ini memimpin dengan elektabilitas cukup jauh dalam simulasi 19 nama kandidat.
Berdasarkan survei pada 14-19 April 2022, nama Ganjar menempati posisi teratas dengan persentase 26,7 persen. Kemudian disusul Prabowo dengan 23,9 persen, dan Anies yang mendapatkan 19,4 persen dukungan.
Posisi tiga teratas ini berubah dari survei IPI sebelumnya yang digelar Maret.
Saat itu, Prabowo masih menempati posisi teratas dengan elektabilitas 22,4 persen Kemudian disusul Ganjar (22,4 persen), dan Anies (17,2 persen).
Menurut Direktur IPI Burhanuddin Muhtadi, elektabilitas Ganjar dapat menyalip ke posisi satu karena faktor intensitas kemunculan Prabowo dalam kontestasi pemilu.
“Prabowo sudah tiga kali maju. Jadi memori publik terhadap beliau sudah penuh dan jenuh, karena sudah pada kenal. Kalau Ganjar dan Anies, ruang menaikkan elektabilitasnya lebih terbuka,” kata Burhanuddin, Selasa (26/4).
Jika melihat pada survei IPI sebelumnya, grafik elektabilitas ketiga tokoh ini cenderung naik.
Tetapi Prabowo dan Anies kenaikannya terlihat stagnan dengan peningkatan 2,3 persen sedangkan Ganjar melonjak dengan 4,3 persen.
Berbanding terbalik dengan tingkat popularitasnya, tetapi untuk tingkat kesukaan, mayoritas publik menyukai sosok Ganjar, karena tingkat kesukannya mencapai 86,2 persen.
Ganjar masih kalah dari Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno yang sama-sama memiliki tingkat kesukaan mencapai 89 persen.
Sementara Anies tingkat kesukaannya berada pada posisi empat dengan 77,1 persen.
Dalam tingkat popularitas dan kesukaan terhadap para tokoh, Burhan kembali menyoroti strategi terkait peningkatan elektabilitas.
Menurutnya, popularitas Prabowo sudah maksimal, sehingga akan lebih relevan jika tim pemenangannya nanti mencari cara untuk meningkatkan kesukaan publik terhadapnya.
“Sosialisasi Pak Prabowo bukan lagi memperkenalkan ini Pak Prabowo, karena masyarakat sudah tahu. Tapi membuat Pak Prabowo lebih disukai, masyarakat lebih respek,” ujarnya.
Baca Juga:
Di sisi lain, Ganjar dan Anies masih memiliki ruang yang banyak, karena baik dari segi popularitas dan kesukaan publik belum maksimal.
Lalu, 98,1 persen responden mengaku kenal dengan Prabowo dan 76 persen mengaku suka; Anies Baswedan 88 persen mengaku kenal, 77,1 persen suka; Sandiaga Uno 76 persen tahu, 89 persen suka; Ganjar Pranowo 72,9 persen kenal, 86,2 persen suka, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) kenal 69 persen dan suka 77 persen, Puan Maharani kenal 67 persen, suka 55 persen, Ridwan Kamil 66 persen kenal, 89 persen suka; Erick Thohir 53,6 persen kenal, 75,9 persen suka; dan Airlangga Hartarto 35 persen kenal, 67 persen persen suka.
Artinya, nama-nama yang muncul punya tingkat kedikenalan dan kedisukaan yang variatif.
Burhanuddin menjelaskan, Prabowo memang punya tingkat popularitas maksimum, hampir semua orang Indonesia kenal Prabowo.
Tapi untuk menyukseskan Prabowo di Pilpres 2024, para pendukungnya perlu kerja lebih ekstra lebih keras.
Karena untuk menaikkan elektabilitas Prabowo ruangnya tidak lagi di popularitas.
“Meningkatkan persepsi positif terhadap Pak Prabowo, sentimen positif yang lain harus dinaikkan,” terangnya.
Kemudian, sambung Burhanuddin, Anies secara umum memiliki tingkat popularitas yang tinggi, karena Anies pernah bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta yang menjadi perhatian nasional pada 2017 lalu.
Sementara Ganjar ada peningkatan popularitas, dan tingkat kedisukaan yang lebih tinggi dari Prabowo, Anies dan juga RK.
Tingkat kedisukaan tinggi kepada Ridwan Kamil, tidak diterjemahkan dalam bentuk pilihan. Basis Ridwan Kamil ada di Jawa Barat.
"Di situ ada Anies, Prabowo, kuat sekali di Jabar, Ridwan Kamil bertarung dengan nama-nama besar di sana,” paparnya.
“Ganjar main sendiri di Jateng. Itulah kenapa tingkat kedikenalan dan kedisukaan Ganjar yang tinggi diterjemahkan dalam bentuk pilihan,” imbuh Burhanuddin.
Sementara itu, kata Burhanuddin, Erick Thohir punya tingkat kedikenalan tinggi tetapi belum maksimal karena baru 53 persen.
Lain halnya tingkat kedikenalan Prabowo yang sudah maksimal sehingga tidak ada ruang peningkatan lagi.
“Tingkat kedikenalan Pak Prabowo sudah tidak ada ruang lagi, Anies dan Ganjar memiliki peningkatan kedikenalan. Keduanya naik, ini yang menjelaskan elektabilitas Ganjar dan Anies naik,” ungkapnya.
Survei oleh IPI dilakukan menggunakan metode wawancara tatap muka.
Populasi survei adalah seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih, yaitu mereka yang berusia di atas 17 tahun atau sudah menikah.
Adapun pemilihan sampel, dilakukan menggunakan metode multi stage random sampling dengan jumlah 1.220 sampel.
Kemudian, margin of error sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (Knu)
Baca Juga: