Kesehatan Mental

Tidurlah, Begadang Bikin Kecemasan Menyerang

Dwi AstariniDwi Astarini - Selasa, 09 Oktober 2018
Tidurlah, Begadang Bikin Kecemasan Menyerang
Tidur yang cukup menjamin kesehatan mental. (foto: Pixabay/warintr)

APAKAH kamu masih melek di kala jarum jam sudah menunjukkan tengah malam? Jika iya, cobalah segera tidur. Pasalnya, begadang bikin kamu rentang terserang kecemasan (anxiety).

Sebuah penelitian teranyar berhasil menghubungkan efek kurang tidur dengan peningkatan risiko gangguan kecemasan. Para pakar dari berbagai belahan dunia sepakat bahwa kebiasaan tidak tidur cukup selama 7-8 jam setiap malam dapat menyebabkan kewaspadaan dan konsentrasi otak menurun. Tidak mengherankan jika setelah berjam-jam (atau bahkan berhari-hari) tidak tidur cukup, kamu jadi suka bingung sendiri dan sulit berpikir jernih.

Sebuah penelitian dari Binghamton University menemukan bahwa kebiasaan kurang tidur dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan kecemasan. Teori itu menguatkan satu studi terdahulu yang melaporkan sekitar 27% pasien gangguan kecemasan diawali dengan insomnia yang membuat mereka tidak bisa tidur.

Risiko kecemasan akibat kurang tidur dikaitkan dengan gangguan berpikir jernih akibat otak yang kelelahan. Sulit berpikir jernih menyebabkan otak cenderung menanam 'bibit' pikiran negatif yang mengganggu dan dapat terus muncul berulang kali tanpa dipicu apa pun.

insomnia
Insomnia bikin kemampuan otak menurun. (foto: pixabay/gellinger)

Kurang tidur juga menurunkan kemampuan kamu untuk mengendalikan perilaku karena fungsi pengendalian dalam otak tidak bisa bekerja dengan baik. Itulah mengapa sewaktu tubuh dalam keadaan terjaga, otak akan bekerja dalam mode autopilot dan mengacu pada pola yang sudah ada, yaitu kebiasaan.

Akibatnya, menghilangkan kebiasaan buruk, dalam hal ini berpikir yang tidak-tidak sehingga memicu kecemasan, akan lebih sulit jika kamu selalu mengantuk. Pasalnya, otak yang kelelahan akan otomatis mengulang perilaku yang sama pada situasi yang sama. Efek pengulangan pikiran negatif itu ialah masalah serupa dengan yang sering dialami pengidap gangguan kecemasan dan depresi.

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan