MerahPutih.com - Ribuan buruh dari berbagai Kabupaten/Kota di Jawa Timur kembali melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa, (30/11) sore.
Aksi yang menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) ini merupakan hari ketiga. Sebagian massa didominasi dari wilayah Ring 1, seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Pasuruan.
Baca Juga
Satu Barisan dengan Buruh, Anies Mengaku Berjuang Naikkan Lagi UMP DKI
Selain membawa spanduk-spanduk, para buruh juga menyalakan flare saat melakukan Long March saat menuju gedung Grahadi.
Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jatim, Ahmad Fauzi mengatakan, aksi akan terus dilakukan sampai ada keputusan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"Persoalannya, sampai sekarang gubernur tidak mau menemui buruh. Hari ini kita akan bertahan sampai malam, jika perlu menginap jika tetap tidak ditemui," kata Ahmad Fauzi.

Ia menyebut, massa kali ini jumlahnya lebih banyak, yakni sekitar 50 ribu buruh. "Mudah-mudahan hari ini Ibu Gubernur merenung dan nanti malam akan memutuskan dan segera menandatanganinya penetapan UMP," lanjut Fauzi.
Baca Juga
Buruh Gelar Aksi di Kantor Jokowi, 1.499 Personel Gabungan Disiagakan
Senada dikatakan Jazuli, salah satu korlap aksi, ia mengatakan bahwa buruh telah kecewa dengan sikap Gubernur Khofifah yang tidak aspiratif. Pada aksi Senin (29/11), gubernur tidak berkenan menemui buruh yang melakukan aksi demonstrasi.
“Padahal rencana demo sudah kami beritahukan jauh-jauh hari kepada pihak Kepolisian Polda Jawa Timur dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur,” kata dia.
Sementara dalam aksi ini, ada 3.600 aparat gabungan dikerahkan untuk melakukan pengamanan.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan mengatakan, meski jumlah personel pengamanan aksi kali ini ditambah, Yusep menekankan kepada petugas untuk melakukan tindakan humanis dan simpatik. (Budi Lentera/Surabaya)
Baca Juga
Demo Buruh di Balai Kota DKI Diwarnai Pelemparan ke Petugas Satpol PP dan Polisi