MerahPutih.com - Sebanyak 12 anggota pasukan Garda Nasional telah dibebastugaskan untuk mengawal pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, Rabu, karena tidak lolos pemeriksaan rekam jejak Biro Investigasi Federal (FBI).
Departemen Pertahanan AS menjelaskan pemeriksaan rekam jejak yang dilakukan FBI berlangsung sejak akhir pekan lalu. Pemeriksaan yang dilakukan adalah mencari hubungan antara anggota Garda Nasional dengan kelompok ekstremis atau sayap kanan ekstrem, serta mendalami risiko keamanan lainnya.
Baca Juga:
"Kami bertindak cepat dan segera membebaskan mereka dari tugas menjaga Capitol serta acara-acara yang akan berlangsung di tempat tersebut," kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Jonathan Hoffman, dikutip Antara, Rabu (20/1).
Kepala Biro Garda Nasional AS, Jenderal Angkatan Darat Daniel Hokanson menjelaskan satu orang dibebastugaskan karena terbukti memiliki pesan singkat yang mencurigakan.
Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS, Chris Miller pada Minggu (17/1) mengatakan FBI membantu militer memeriksa rekam jejak lebih dari 25.000 anggota Garda Nasional yang dikerahkan menjaga Gedung Kongres, Capitol. Pemeriksaan itu dilakukan demi memastikan keamanan acara pelantikan presiden hari ini.

Pemeriksaan itu telah berlangsung sejak minggu lalu. FBI terjun langsung demi mendalami kemungkinan adanya anggota Garda Nasional yang terlibat dalam kerusuhan 6 Januari di Capitol. Massa pendukung Presiden Donald Trump menerobos masuk ke Capitol, merusak berbagai fasilitas dan sarana gedung, dan melakukan penjarahan. Akibat insiden itu, lima orang, yang salah satunya anggota kepolisian, tewas.
Garda Nasional di negara bagian Virginia minggu lalu mengatakan Jacob Fracker, anggota pasukan keamanan non aktif, dituntut terlibat aksi kerusuhan di Capitol. Fracker merupakan seorang prajurit Infantri berpangkat kopral di Garda Nasional Virginia. (*)
Baca Juga