Seni Rupa

The Ciptadana Art Program "Run For Manhattan" Oleh Made Wianta

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 23 November 2017
The Ciptadana Art Program
Pihak yang terlibat dalam acara pameran ini (Foto: MP Stella Maris)

HARI ini (23/11) adalah ulang tahun ke-350 perjanjian Breda. Guna memperingatinya, seniman asal Bali Made Wianta memutuskan untuk merayakannya dengan sebuah acara yang diwarnai kejaiban visual.

Perjanjian yang disepakati pada tahun 1667 mengakhiri sengketa jangka panjang antara Belanda dan Inggris seputar Pulau Run, sebuah pulau rempah-rempah legendaris yang tidak di bawah kekuasaan Belanda. Dalam perjanjian tersebut Inggris menukar Pulau Run di laut Banda dengan Pulau Manhattan di Pantai Timur Amerika Utara.

Bagi senimaan seperti Made Wianta keseluruhan transaksi ini bagai lelucon kosmik surealis karena Manhattan selalu merupakan fokus yang luar biasa penting untuk kekuasaan. Sedangkan Run yang pernah berharga dalam poker raksasa Internasional hanya tinggal sebuah kolam kecil yang ditinggalkan.

Judul pameran Baru Wianta yang disponsori oleh Ciptadana, merupakan sebuah permainan kata seperti sebuah mantra misterius. Seni sebagaimana sihir simpatik bekeja dengan menarik garis penghubung antara berbagai titik yang tidak terlihat sebelumnya.

(Foto: MP/Stella Maris)

Namun pameran ini lebih dari sekadar pernyataan getir tentang absurditas politik kekuasaan internasional dalam realita semesta yang kita huni. "Run for Manhattan" merangkul seluruh periode karya kreatif Wianta yang memamerkan jangkauan bakat dan visi artistiknya yang sangat luas.

Meskipun dia mempelajari seni lukis Bali tradisional kekagumannya kepada seni western dan Eropa mendorongnya melancong ke Eropa pada tahun 1975 untuk menyaksikan sendiri kekayaan ragam gaya seni Eropa. Ia menyerap pelajaran tentang serualisme dan mengembangkan dengan versinya sendiri.

(Foto: MP/Stella Maris)

Dia mengklasifikasikan lukisannya ke dalam berbagai periode. Di antaranya periode karangasem, periode titik, periode segi empat, periode segitiga, periode parakitan, periode kaligrafi, periode kalender, dan periode media campuran. Esensi, itulah kata Wianta saat membicarakan masalah waktu.

"Yang penting bagi saya adalah waktu, waktu yang saya jalani sejak lahir, waktu saat ini, dan di masa depan," kata Wianta saat temu Pers di Plaza Asia Office ark, Sudirman, Jakarta, Kamis (23/11).

Run for Manhattan yang disajikan sebagai bagian Ciptadana Art Program, memberikan peluang bagi para pecinta seni Indonesia bebeagi pemikiran dan gagasan Made Wianta.

Pameran ini dibuka untuk disaksikan publik dari Jumat (24/11) hingga 8 Desember mendatang dari jam 9 pagi hingga 5 sore. Pameran ini diselenggarakan di Ciptadana Art Space, Ciptadana Center lantai 5.

Baca juga artikel Yuk, Nonton Pameran Seni Artis India dan Museum Tekstil Hadirkan Pameran Seni Visual

#Seni Rupa
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan