Fashion

Terungkap, Unsur Psikologis di Balik Busana Fashionable 'It’s Okay To Not Be Okay'

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 10 Agustus 2020
Terungkap, Unsur Psikologis di Balik Busana Fashionable 'It’s Okay To Not Be Okay'
Tampilan karakter Ko Mun-yeong yang stylish ternyata menyimpan makna psikologis.(Foto: tvN)

KISAH Ko Mun-yeong, Moon Gang-tae dan Moon Sang-tae berakhir Minggu (9/8). Akhir yang menyentuh sekaligus bahagia. Drama bikinan Netflix itu berawal dari karakter Ko Mun-yeong (Seo Ye-ji), penulis buku anak-anak yang sombong dan mandiri. Ia bertemu Moon Gang-tae (Kim Soo-hyun), seorang pengasuh yang penuh kasih di rumah sakit jiwa. Selain seorang perawat, Gang-tae juga merawat sang kakak, Moon Sang-tae yang memiliki trauma dan seorang autis.

Pertemuan ketiga membuka kisah masa kecil. Kepribadian polarisasi mereka menjadi hal yang sering menyatukan mereka. Dalam perjalanan, kisah cinta mereka yang lebih dalam malah membantu menyembuhkan satu sama lain. Masalah kesehatan mental yang umum di masa ini jadi tema besar drama ini.

BACA JUGA:

Kulik Busana di Drama 'It's Okay to Not Be Okay' yang Bernilai Fantastis

Selain alur cerita yang beda dari drama lainnya, It’s Okay To Not Be Okay dikenal akan fashion aktris utama Seo Ye-ji yang memukau. Lewat drama ini, kita jadi tahu bahwa mode tidak boleh dianggap lalu begitu saja. Drama ini menyajikan pelajaran mode yang sehat.

it's okay not to be okay
Ada makna di balik kerennya fashion It's Okay to Not Be Okay (Foto: tvN)

Editor Eksekutif Metro Style Grace Libero mengingat percakapan antara Dr Oh dan Gang-tae tentang psikologi di balik orang-orang yang berpakaian berlebihan dan mengenakan barang-barang yang terlalu mewah. 'Mereka ingin melindungi diri mereka sendiri'. Demikian kutipan dari Dr Oh sambil menunjukkan bahwa orang-orang ini mengira mereka terlalu lemah sehingga menggunakan pakaian sebagai perlindungan bahkan baju besi, sebagai kompensasi.

Ada beberapa unsur psikologi yang dimasukkan ke lemari pakaian It’s Okay To Not Be Okay. Justin Convento, Editor Kultur di Metro Style, mencatat bagaimana desain kostum drama ini sangat teliti dan membantu menonjolkan kepribadian karakter tersebut.

it's okay not to be okay
Busana di drama It's Okay to Not Be Okay menonjolkan kepribadian karakter. (Foto: tvN)

“Perancang kostum, Jo Sang-gyeong, menggunakan lemari pakaian dan aksesori untuk benar-benar memainkan karakter yang kita tonton di layar. Ini merupakan alasan yang cukup selain dari cerita yang bagus dan topik/subjek yang menyegarkan," ujarnya. Pakaian Mun-yeong berevolusi dari berani dan gelap menjadi terang dan cantik saat dia perlahan-lahan 'menyembuhkan' diri dari pikiran dan masa lalu yang bermasalah.

Dalam sebuah wawancara, penulis skenario acara tersebut, Jo Yong-park mengatakan drama tersebut merupakan permintaan maaf kepada orang-orang dengan disabilitas. “Kita sering menilai orang lain dan menyakiti mereka,” tutur sutradara Sin-woo yang berharap acara itu dapat mengatasi masalah tersebut dengan benar.

it's okay not to be okay
Busana Ko Mun-yeong berubah setelah pemulihan.(Foto: tvN)

Meskipun mode tidak selalu hanya menjadi jawaban untuk masalah kesehatan mental kita, satu hal yang diajarkan It’s Okay To Not Be Okay kepada kita ialah bahwa itu masih bisa menjadi cara untuk mengatasi dan membantu kita mencapainya.

Melalui drama tersebut, untuk pertama kalinya penonton memandang pakaian sebagai alat untuk pertumbuhan dan penyembuhan.(avia)

BACA JUGA:

Pesan Moral dari Tiga Cerita Dongeng dalam Drama ‘It’s Okay To Not Be Okay’

#Fashion #K-Drama #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan